BATAM, MARITIM.
PT Pelindo 1 Cabang Batam, PT Maxsteer Dyrynusa dan Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia, menggelar simulasi penanggulangan pencematan laut di perairan Nipah, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (20/3).
Simulasi melibatkan kapal tagboat (KT) Sei Deli III Belawan dan kapal patroli boat milik Pelindo 1 Cabang Batam. Dalam latihan ini diasumsikan terjadi tumpahan minyak di areal Nipah Transit Anchorage Area (NTAA) karena terjadi tabrakan kapal pada saat proses Ship to Ship (STS) di perairan tersebut.
Dengan cekatan tim dari kedua kapal menurunkan sejumlah peralatan seperti oil boom , dispersant sprayer, skimmer, power pack yang berfungsi untuk membendung minyak dan menghisap tumpahan minyak di laut yang kemudian dialirkan ke bak penampungan limbah. Kegiatan ini juga dipantau kapal patroli milik KSOP Pulau Sambu yang sekali-kali memberi arahan kepada kedua kapal tersebut.
OSCT Indonesia merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang penanggulangan pencemaran yang telah memiliki pengalaman selama 32 tahun dan diakui secara nasional maupun internasional.
Menurut Manajer Operasional OSCT Indonesia, Ogi Sutarto, mengacu Peraturan Menteri Perhubungan No.58 Tahun 2013, pihaknya telah mengantongi tiga sertifikat. Yakni sertifikat penyelenggara pelatihan, sertifikat penanggulangan pencemaran dan sertifikat penilaian.
”Jadi kalau ada yang bilang anak bangsa tidak mampu menanggulangi pencemaran, itu salah. Dengan memiliki tenaga ahli 60 orang dan go public di India dan Thailand, serta telah pula diakui IMO dan ITOP, kita sudah buktikan secara nasional maupun internasional,“ ujarnya kepada Maritim di sela simulasi.
Koordinator PMO Pengembangan Bisnis 3 Pelindo 1 Medan, Herry AMS mengatakan, simulasi ini merupakan latihan kesiapsiagaan tim dalam penanggulangan pencemaran laut. Jadi, jika terjadi tumpahan minyak di laut karena kecelakaan kapal maupun insiden dalam kegiatan STS, kita sudah siaga,” ucap mantan General Manejer Pelindo 1 Cabang Batam.
Direktur Utama PT Maxsteer Dyrynusa , Dwi Harinto menambahkan, dengan mendapat kepercayaan mengelola STS pihaknya harus mampu menjaga lingkungan. Bukan saja lingkungan NTAA, tetapi juga siaga terhadap aspek nelayan, karena jika terjadi tumpahan minyak otomatis pencaharian nelayan hilang,” ujarnya .
Perairan Nipah merupakan kawasan pulau terluar dan sensitif karena banyak kapal yang melintas.Baik dari timur ke barat atau sebaliknya, kapal selalu melewati pulau Nipah.
Simulasi juga dihadiri sejumlah pejabat, antara lain Sekretaris PMO Pengembangan Bisnis 3, Capt. Pasogit, General Manejer Pelindo 1 cabang Batam Capt. Coroga, Syahbandar Batam yang diwakili Alvon Siregar, dan beberapa perusahaan pengguna jasa.**Amrullah.