BALI: 15.000 WISMAN/HARI, MASIH PERLU AKSELERASI

Denpasar, Maritim

PASCA erupsi Gunung Agung, jumlah wisman ke Bali telah menyentuh angka 15.000 orang/ hari. I Made Badra Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung katakan, kondisi itu dinilai telah membaik dan menuju normal, kendati saat ini Bali memasuki low season. Jelasnya: “Recovery pariwisata Bali sudah bagus, dibanding saat erupsi Gunung Agung yang membuat Bandara Ngurah Rai sempat ditutup hingga rerata okupansi turun 1 digit”.

Read More

Menurut Badra jika pelbagai isu sensitif pariwisata tak  dikawal dengan baik, pendapatan asli daerah Badung bisa jebol. Maksudnya tak hanya isu erupsi gunung berapi, tetapi juga kasus kriminalitas, penyakit, sampah dan kemacetan lalulintas. Kepedulian Pemkab Badung terkait hal itu telah dituangkan dalam SOP mitigasi, dengan dukungan dana sekitar Rp7,5 miliar.

Dijelaskan, penerbangan dari luar negeri ke Bandara Ngurah Rai mencapai 27 kali tiap jam atau 420 penerbangan tiap hari. Lewat promosi ke berbagai negara dan loby ke sejumlah maskapai, diharap dapat ditingkatkan jadi 29 kali penerbangan tiap jam. Ujar Badra: “Kita akan mengisi slot kosong antara pukul 01.00 – 03.00 Wita dengan penerbangan after night, dan diharap industri pariwisata siap menyambutnya”.

Data BPS Bali menyebut angka kunjungan wisman ke Bali pascaerupsi Gunung Agung selama Februari 2018 meningkat sebesar 26,35% dibanding Januari, jadi 452.423 kunjungan, yang salahsatunya didukung perayaan Imlek. Sebanyak 443.805 wisman masuk melalui Bandara Ngurah Rai dan yang lain melalui pelabuhan laut sebanyak 8.618 wisatawan. Pada Februari 2018, jumlah wisatawan asal Tiongkok meningkat hingga 204,88%, mendominasi kunjungan bulan itu, yakni 31,73%, disusul wisatawan Australia 15,68%, India 5,86%, dan Jepang 4,78%.

Kendati pariwisata Indonesia mengalami peningkatan, tetapi Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) menilai tren kunjungan wisman masih belum mencapai target 17 juta wisman pada 2018. Asnawi Bahar, Ketua Asita katakan peningkatan jumlah wisman sebesar 9,12% dari bulan lalu merupakan kenaikan cukup tinggi. Angka ini juga jadi salahsatu penanda pulihnya pariwisata Bali pasca erupsi Gunung Agung. Namun kondisi itu dinilai masih fluktuatif.

Berdasar target pemerintah sebanyak 17 juta wisman tahun ini, jumlah kunjungan yang diperlukan tiap bulan setidaknya 1,5 juta orang. Namun, pada dua bulan pertama tahun ini, rerata jumlah kunjungan wisman tiap bulan masih berkisar 1,1 juta – 1,2 juta orang, hingga masih perlu percepatan. Diharap dengan tambahan sejumlah rute penerbangan langsung ke Indonesia, wisman asal Tiongkok dapat meningkat lebih signifikan.

Tetapi untuk mencapai target wisman, iingatkan agar pemerintah tak hanya bergantung kepada Tiongkok. Jelas Asnawi Bahar: “Kalau hanya andalkan kunjungan wisman Tiongkok saja, hal itu kurang tepat, karena pasar utama kita selama ini mencakup Asean dan Australia ditambah Tiongkok. Di sampig itu, sejumlah pasar potensial seperti USA dan Eropa masih dapat dikembangkan. Lebih-lebih tahun ini, Indonesia akan jadi uan rumah acara berskala internasional Asian Games dan IMF-World Bank annual meeting, yang dapat mendongkrak kunjungan wisman asal dua kawasan tersebut”.

Namun secara jangka panjang, pengembangan kedua pasar itu perlu insentif pemerintah berupa aksesibilitas, yaitu pembukaan rute penerbangan langsung full service maupun low cost carrier dari USA dan Eropa ke Indonesia. Pungkas Asnawi Bahar: “Untuk long haul dengan tarif yang cukup mahal berat juga, karena harus bersaing dengan Turki dan Mesir yang lebih dekat ke Eropa. Kami berharap agar pemerintah lebih aktif ajak asosiasi lakukan penjualan di luar negeri, dengan mengadakan pameran, roadshow, atau program lainnya, diimbangi kegiatan penjualan masif guna mencapai target maksimal”.***ADIT/Dps/Maritim

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *