Capai Ekspor US$776 juta, IKM Kerajinan Jadi Tombak Ekonomi Rakyat

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih
Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih

Jakarta, Maritim

Sektor kerajinan punya pasar yang terus naik dari tahun ke tahun. Terutama ditandai oleh bertambahnya nilai ekspor yang mencapai angka US$ 776 juta USD, dari tahun sebelumnya yang hanya US$747 juta.

Proporsi ini menjelaskan bahwa IKM kerajinan terus berkembang dan teruji memiliki daya responsive, fleksibilitas dan adaptasi yang luar biasa terhadap perubahan pasar. Apalagi, saat ini IKM kerajinan jadi salah satu tombak ekonomi kerakyatan, yang tahan krisis ekonomi global.

“Meski krisis keuangan melanda dunia, produk kerajinan nasional tetap laku dan berdiri kokoh sebagai salah satu penyumbang komoditas ekspor terbesar di Indonesia. Pembeli atau peminat produk kerajinan kita pun sebagian besar berasal dari berbagai kalangan di dalam maupun luar negeri yang menghargai nilai tambah dari produk lokal mencakup aspek seni, budaya dan sejarah,” jelas Dirjen IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih, dalam pembukaan pameran INACRAFT, di JCC, Rabu (25/4).

Berdasarkan data BPS pada 2015 , yang diolah Ditjen IKM Kemenperin, menunjukkan ada sekitar 695 ribu jumlah Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur), Barang Anyaman dari Rotan, Bambu dan sejenisnya. Setiap tahunnya nilai tambah IKM ini terus melonjak naik. Yakni pada 2014 sekitar Rp25,356 triliun, pada 2015 naik jadi Rp26,743 triliun.

Menurut Gati, pameran INACRAFT 2018 telah membuka peluang besar bagi para pengrajin untuk memperluas akses pasar dan mengembangkan jaringan pemasaran hingga ke manca negara.

“Dengan demikian prioritas utama peningkatan industri kerajinan dalam negeri dapat terpenuhi dan terfasilitasi dengan baik. Dalam memfasilitasi IKM, Kemenperin mengajak IKM ikut serta dalam program e-Smart IKM, melalui program ini produk IKM diharapkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital,” ungkapnya.

Pada 2017, ada 1.730 IKM bergabung dengan program e-Smart IKM dan pada 2018 sekitar 4.000 IKM ditargetkan untuk bergabung dengan program ini. Kemenperin menargetkan ± 10.000 IKM bergabung dengan program e-Smart IKM pada 2019. Dan untuk dapat mengetahui lebih detil mengenai e-smart IKM, Ditjen IKM mempunyai layanan call centre melalui Hotline IKM (1500-775) yang dapat langsung diakses oleh seluruh masyarakat.

“Saya berharap para pelaku IKM dapat memanfaatkan fasilitas ini sehingga bisa mendapatkan informasi terhadap program, kebijakan, fasilitasi dan layanan lainnya dari Ditjen IKM,” ucap Gati.

Ditambahkan, Ditjen IKM Kemenperin terus mengupayakan dan mendukung pengembangan komoditas kerajinan IKM Indonesia dengan memfasilitasi bimbingan teknis produksi,  menyediakan bantuan tenaga ahli. Meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia dalam desain, teknologi dan standardisasi. Menyediakan fasilitasi mesin/peralatan serta memfasilitasi akses mudah dalam pembiayaan. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *