Surabaya, Maritim
Dalam rangka percepatan pengembangan gerbang wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) PT ASDP Indonesia Ferry akan gelontorkan investasi senilai Rp250 miliar guna pengembangan pelabuhan penyeberangan milik perusahaan pelat merah ini di Labuan Bajo, Flores, NTT. Faik Fahmi, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Indonesia mengungkapkan perusahaan yang dipimpinnya akan mengembangkan pelabuhan penyeberangan di wilayah tersebut dalam rangka mendukung pariwisata di Labuan Bajo yang merupakan salah satu dari sepuluh destinasi wisata Indonesia.
“Upaya Ini merupakan joint venture, dengan membangun sinergi antar BUMN dengan mengajak PT Pembangunan Perumakan (PP) dan PT Patra Jasa, dengan mayoritas kepemilikan saham oleh ASDP sebesar 51%. Sementara itu, sisanya akan dimiliki oleh dua BUMN tersebut. Namun, karena masih dalam bahasan, maka jumlah kepemilikan PT PP dan Patra Jasa, belum dapat kami ungkapkan” jelasnya kepada Maritim.cm , Senin (16/01).
Proyek pengembangan pelabuhan ini terdiri dari pembangunan marina, hotel dan komersial area pendukung pariwisata. ASDP melihat potensi bisnis perhotelan dan wisata di Labuan Bajo cukup besar karena pertumbuhan turis mencapai 18% per tahun. Sayangnya, Labuan Bajo belum memiliki infrastruktur dan fasilitas perhotelan yang mencukupi. Menurut Faik, kondisi Ini merupakan peluang bagus, karena pada 2015 saja Labuan Bajo dikunjungi 80.000 orang turis dengan 80% merupakan turis asing. Untuk area hotel, ASDP akan membangun fasilitas penginapan dengan kapasitas 130 kamar. Sedang marina yang akan dibangun diperkirakan dapat menampung 40 unit kapal yacht. Walaupun akan melebarkan sayap ke bisnis perhotelan dan wisata, Faik menuturkan ASDP akan tetap melayani penyeberangan dari dan ke wilayah tersebut.
Pelindo III Menunggu
Tak hanya ASDP, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III telah menyiapkan rencana pengembangan UPP kelas III Labuan Bajo yang akan diserahkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun ini. Orias Petrus Mudak Direktur Utama PT Pelindo III mengungkapkan pihaknya akan memisahkan fungsi antara pelabuhan milik perusahaan dan UPP Kelas III Labuan Bajo yang akan dikerjasamakan dengan Kemenhub. Namun, dia belum dapat kemukakan rincian rencana sebelum ada kepastian kerja sama dengan Kemenhub.
“Kalau sudah ada diserahkan, baru dipikirkan lebih jauh,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Orias mengatakan bahwa Pelindo III sudah memiliki rencana mengembangkan pelabuhan existing milik perusahaan. Rencananya, akan dilakukan pemisahan terminal kargo dan terminal penumpang. Khusus kapal yacht, Pelindo III sudah memiliki lahan di sebelah selatan Labuan Bajo seluas 8 Ha.
Sebelumnya, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan menginginkan Pelindo III menyiapkan rencana pembangunan pelabuhan khusus logistik di Gili Mas Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia memberikan target 3-5 tahun ke depan kepada Pelindo III untuk menyelesaikan proyek ini. Untuk lokasi, Menteri Perhubungan meminta langsung kepada pemerintah setempat untuk mencarikan lokasinya. Untuk pelabuhan yang sudah ada, dia meminta Pelindo III dapat mengembangkannya menjadi pelabuhan penumpang dan marina bagi kapal yacht dan cruise.**[ERICK A.M.]