MINGGU dan Senin (13-14/5-2018),Suraaya dan sekitarnya diguncang belombang bom rakitan, dengan korban 13 warga masyarakat mininggal, serta 12 pelaku yang oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, disebut sebagai terotis. Korban luka berat/ringan diperkirakan 41 orang. Ledakan pertama, Minggu pagi jam 09.10 di Gereja Kristen Injili (GKI) Jl. Arjuno. Ke kedua jam 09.15 di Gereja Bethel Jl. Diponegoro dan ke tiga di Gereja Katholik MariaTanpa Cela Ngagel. Rangkaian pemboman bunuh diri ini dilakukan satu keluarga yang terdiri bapak-ibu-dua anak lelaki dandua anak perempuan mereka.
Gelombang ledakan berlanjut di Lantai V Blok B Rusunawa Taman, jada jam 21.10. Ledakan ini diseut sbagai senjata makan tuan”oleh Kapolri dan menewaskan sepasang suami-istri, tetapi tiga orang anaknya yang berumur 15,12 dan 8 tahun mengalami luka-luka. Disusul Senin 14 Mei, kmbali terjadi ledakan bom bunuh diri di gebang markas Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Surabaya.
Pelabuhan Tanjung Perak sebagai lokasi yang cukup dekat dengan tempat kejadian perkara memang tak memliki ketersinggungan masalah dengan kasus bom yang dilukan oleh para teroris itu, kecuali akses jalan dari Komplek Jembatan Merah, serta dirujuknya sebagian korban ke RS Prima Husana Citra (PHC) anak usaha PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) /PelindoIII. Kendati demikian, seiring dengan kewaspadaan terhadap potensi gangguan keamanan pengamanan pelabuhan laut sebagai salah satu obyek vital nasional ditingkatkan.
Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelindo III meningkatkan koordinasi dengan TNI-Polri. Faruq Hidayat Corporate Secretary Pelindo III jelaskan: “Selain bantuan pengamanan dari TNI-Polri, setidaknya ada tiga gugus tugas dari Pelindo III yang menyiagakan pengamanan, yakni dari unsur PFSO (Port Facility Security Officer), QHSSE (quality, health, safety, security and the environment), dan juga Shiftman on Duty”.
Ia paparkan, masing-masing gugus tugas fokus di bidang berbeda. PFSO untuk pengamanan fasilitas pelabuhan secara umum. QHSSE untuk kontrol keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan. Shiftman on Duty pastikan kinerja operasional bongkar muat agar berjalan sesuai standar hingga kegiatan bisnis tetap lancar, dan fokus menjaga efisiensi logistik. karena Pelindo III tetap fokus bertugas menjaga efisiensi logistik.
Pelabuhan Tanjung Perak berpera penting dalam rantai pasok karena berperan sebagai pelabuhan hub distribusi logistik ke kawasan timur Nusantara. Apalagi jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri biasanya terjadi peningkatan arus barang. Jelas Faruq pula: “Karena kebutuhan konsumsi masyarakat meningkat, pelabuhan yang menjadi simpul besar dari kegiatan distribusi harus lancar. Hingga masyarakat tak dirugikan akibat kelangkaan atau keterlambatan pasokan”. ***ERICK A.M.