Banggai Sulteng, Maritim
MENTERI Kelautan & Perikanan Susi Pudjiastuti dala dialog dengan masyarakat Banggai Laut, Sulawesi Tengah, mengingatkan agar menjaga dengan tak menebang pohon mangrove dan merusak terumbu karang, demi mencegah abrasi dan lestarkan air tawar. Ujarnya: “Bila bakau yang menjaga pulau agar tidak kena abrasi, ditebang, nanti air akan kering. Kalau itu terjaidi, dari mana kita dapat air tawar? Apa kita harus mau minum air laut?”.
Menurut Menteri, kepunahan mangrove dapat akibatkan banyak petaka, seperti wabah penyakit malaria dan demam berdarah, karena nyamuk dan berbagai serangga lainnya kehilangan habitat. Selain itu, bakau merupakan tempat bertelur ikan, udang, dan hewan laut lain yang aman. Karenanya, Menteri minta masyarakat melindungi terumbu karang dengan tak mengebom ikan, atau mengambil terumbu karang untuk diperjualbelikan.
“Saya berenang di Pulau Bakakan Kecil, dan lihat semua karang hancur, berantakan, tak ada lagi karang hidup. Pulaunya begitu cantik, pasirnya begitu putih, tapi karangnya sudah habis. Menangis saya. Apa kerja nelayan itu ngebom ikan atau nangkap ikan yang benar?” ungkap menteri yang berlatar belakang sebagai praktisi “tukang ikan” itu.
Dikemukakan, kedaulatan negara sudah dicapai setelah kapal asing pencuri ikan diusir dari laut Indonesia. Kini ikan melimpah dan giliran nelayan harus melindungi dengan berhenti melakukan penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing) menggunakan bom atau bahan kimia lain. Jika perlu, masyarakat Banggai Laut membuat aturan adat melindungi laut dan seisinya, mengingat karakteristik laut Banggai Laut yang terbuka dengan menetap.
Menteri juga minta masyarakat sediakan satu hari libur menangkap ikan dalam seminggu guna memberi waktu bagi hewan laut bertelur dan berkembang biak. Ujarnya: “Pemerintah dapat bantu dengan memberi kapal, jaring, pancing, perahu. Tetapi kalau sudah tidak ada ikan, mau tangkap apa dengan alat dan perahu itu?”.
Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo menyebutkan 94% wilayah Banggai Laut terdiri atas lautan, hingga laut njadi masa depan masyarakat setempat. Ungkapnya: “Kami sudah dapat beberapa bantuan dari KKP berupa alat tangkap, kapal, cold storage, dan sebagainya. Saya berharap bantuan dari pemerintah pusat ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kita semua,” ungkapnya. ***LIES/Kug/Maritim