Kupang, Maritim
Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, memperoleh pendapatan sebesar Rp13,5 miliar dari tiket wisata pada kurun Januari-Juni 2018.
Jumlah ini meningkat sekitar 20% dibanding Rp11,2 miliar pendpaan pada periode yang sama tahun 2017, kata Kasub Tata Usaha Balai TN Komodo Dwi Sugiarto ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (6/7/2018).
Sumber pendapatan, lanjutnya, diperoleh dari penjualan tiket masuk pada hari kerja dengan tarif sebesar Rp150.000 per orang untuk kalangan wisatawan asing, dan domestik sebesar Rp5.000 per orang. Sementara tarif masuk pada hari libur sebesar Rp225.000 per orang untuk kalangan wisatawan asing, dan domestik Rp7.500 per orang. Selain itu, tarif treking sebesar Rp5.000 per orang, tarif untuk pengamatan kehidupan liar Rp10.000 per orang, tarif menyelam (scuba diving) Rp25.000 per orang, dan snorkeling Rp15.000 per orang.
Ia mengakui, banyak pihak menilai tarif masuk terutama untuk kalangan wisatawan domestik masih jauh lebih murah namun sudah diterapkan sesuai aturan pemerintah.
“Terkait tarif kami masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014,” katanya.
Sugiarto mengatakan, meningkatnya pendapatan wisata Komodo ini seiring dengan arus kunjungan wisatawan yang terus membludak memasuk tahun 2018. Pihaknya mencatat, selama Januari-Juni 2018 jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang terkenal sebagai satu-satunya habitat satwa purba Komodo (Varanus komodonesis) itu menembus hingga 80.598 orang. Jumlah kunjungan ini meningkat drastis dibanding periode yang sama di tahun 2017 sebanyak 57.783 orang, katanya.
Ia menambahkan, pihaknya optimistis pendapatan TN Komodo akan terus meningkat karena musim ramai atau high session yang cukup lama di semester kedua tahun 2018, selain ada pula kegiatan berskala internasional lainnya. Adapun nilai pendapatan total TN Komodo pada tahun 2017 mencapai lebih dari Rp29 miliar.
Data mutakhir menyebut pendapatan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur sudah mencapai Rp9,4 miliar dalam empat bulan pertama 2018. “Pendapatan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari wisata Komodo selama empat bulan pertama 2018 mencapai lebih dari Rp9,4 miliar, didominasi penjualan tiket wisata,” sebut Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Komodo Dwi Putro Sugiarto.
Sebagian besar pendapatan diperoleh dari sektor wisata seperti pembelian tiket masuk, treking, berselancar, dan menyelam. Selain itu, sektor non wisata berupa penyewaan tanah, gedung, dan bangunan di dalam kawasan wisata tersebut.
Dia menerangkan pendapatan itu diperoleh seiring terus naiknya kunjungan wisata ke salah satu dari sepuluh destinasi unggulan tersebut.
Balai Taman Nasional Komodo mencatat jumlah kunjungan wisata selama Januari-April 2018 mencapai 45.630 orang. Jumlah itu terdiri dari 27.550 orang wisatawan mancanegara (wisman) dan 18.080 wisatawan Nusantara (wisnus).
Dwi melanjutkan pihaknya terus berupaya meningkatkan arus kunjungan wisatawan melalui dukungan berbagai pembangunan serta penataan infrastruktur pendukung di dalam kawasan wisata Komodo.
“Karena pendapatan wisata Komodo sejauh ini mengandalkan penjualan tiket wisata sehingga semakin banyak wisatawan tentu pendapatan juga meningkat,” tuturnya.
Pada 2017, PNBP dari taman nasional ini mencapai Rp29,1 miliar. Capaian tersebut menempatkan destinasi itu sebagai salah satu penyumbang devisa tertinggi di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyusul Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.***LIES/Kug/Maritim.