JELANG IMF-WB ANNUAL MEETING, TNI AL SIAP PENGAMANAN

Para pemucuk perajurit matra laut di Bali

Nusadua , Maritim

TENTARA Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akhir pekabn lalu gelar pengamanan perairan laut seputar Bali menjelang International Monetery Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting yang akan dihelat Oktober 2018 mendatang di Nusadua, Bali. Komandan Pangkalan Utama TNI AL ( Danlantamal) V Laksamana Pertama TNI Edwin mengatakan fihaknya tetap melakukan kesiagaan, mengingat Bali merupakan pulau dengan laut sebagai area terdekat yang harus dijaga keamanannya.

Read More

Ujar Laksamana matra laut bintang satu ini: “Kami akan melibatkan unsur KRI (kapal-kapal perang) di  bawah koordinator Danlanal Bali, dibantu gugus tugas yang dibentuk TNI AL dengan akan menggelar unsur-unsur kapal perang, pesawat udara untuk patroli dan unsur pasukan kusus yang melaksanakan pengamanan di titik-titik yang akan diprioritaskan tingkat pengamanannya.

Dijelaskan juga bahwa TNI AL bersama TNI AD, TNI AU, Polri serta masyarakat akan ‘all out’ dalam melakukan pengamanan kegiatan internasional yang akan dihadiri sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan serta pemangku kepentingan bidang keuangan dari 189 negara tersebut.

Laksamana Edwin menyampaikan hal itu seusai serah terima jabatan Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar dari Kolonel Laut (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa kepada Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko, yang sebelumnya menjabat Komandan Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) di Armada II, sedangkan Tapayasa selanjutnya akan ditugaskan menjadi Kepala Staf Gugus Tempur Laut Koarmada III.

Memungkasi penjelasan, Laksamana Edwin menjelaskan tingkat kerawanan keamanan laut di Bali perlu terus diwaspadai, karena seperti diketahui, Bali adalah destinasi pariwisata dunia, yang menjadi pintu masuk orang yang akan datang ke Indonesia, khususnya Bali yang tentunya perlu diantisipasi dalam tugas ke depan. Selain itu, Bali yang berada dekat dengan perlintasan kapal-kapal wisata maupun niaga dengan ukuran besar, tak menutup peluang dimanfaatkan fihak-fihak tertentu melakukan tidakan-tindakan yang ilegal. Ujarnya: “Bali rawan dijadikan batu loncatan, seperti penyelundupan baby lobster yang sempat digagalkan pihak Lanal Denpasar belum lama ini”.***ERICK/ADIT

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *