Denpasar Bali, Maritim
TERKAIT dengan studi kelayakan rencana pembangunan Bandar Udara Internasional Bali Utara (BIBU) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan, menurut Gubernur Bali I Wayan Koster cenderung berada di darat. Hal ini tampak dari kesibukan team yang lebih banyak terfokus ke lahan darat. Gubernur menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyerahkan masalah penunjukan lokasi (penlok) bakal bandara di daerah utara tersebut kepada Kemenhub. Fihaknya juga akan mendukung keputusan Pemerintah pusat terkait lokasi bandara yang diharapkan menjadi salah satu cara untuk memeratakan perekonomian Bali, agar tak memunculkan kesan hanya cenderung ke sisi selatan Pulau Dewata.
“Sejak beberapa hari laliu, kehoiatan studi kelayakan sudah terlihat di darat. Saya tidak ada urusan dukung-mendukung, tetapi kalau sudah studinya begitu maka Pemprov Bali sebagai pemilik lahan, secara institusional akan memberi dukungan” tuturnya pada saat diminta konfirmasi oleh awak media di Kantor Gubernur, Jumat (2/11/2018).
Gubernur baru yang mantan anggota Komisi V DPR RI tersebut menyatakan pihaknya saat ini menunggu penlok dari pusat. Jika benar Kemenhub mengeluarkan penlok bandara di darat, maka wacana daerah ini akan memiliki bandara di atas perairan laut berpotensi batal.
Seperti diketahui, saat ini terdapat dua pihak yang menyatakan kesiapannya membangun bandara di Bali utara. Pertama, PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) yang sudah mempresentasikan rencana membangun bandara di atas perairan laut Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
Bandara Bali Utara direncanakan sanggup menampung 32 juta penumpang dengan luas terminal mencapai 230.000 m2. Adapun, panjang landasan pacu mencapai 4.100 meter.
Lokasi di laut dipilih atas dasar pertimbangan menghindari alih fungsi lahan pertanian.
Investor kedua adalah konsorsium PT Pembari yang rencananya membangun di darat. Lokasinya di Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng juga. Untuk melaksanakan pembangunan mega proyek tersebut, Pembari sudah menggandeng perusahaan lokal serta investor asal Tiongkok, guna merealisasikan rencana tersebut.
Bandara Bali Utara sebagai infrastruktur pendukung Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Pebupaten Badung Bali selatan, direncana akan diperuntukkan sanggup menampung 32 juta penumpang dengan luas terminal mencapai 230.000 m2, dengan panjang landasan pacu mencapai 4.100 meter. Lokasi di laut dipilih atas dasar pertimbangan menghindari alih fungsi lahan pertanian. ***ADIT/Dps/Maritim