Konektivitas Pelabuhan Bengkulu, Ini Harapan Eksportir

Pengurus GPEI, Khairul Mahali dan GM Pelabuhan Bengkulu Hambar Wiyadi, saat bertemu di Pelabuhan Bengkulu.(poto:GPEI)
Pengurus GPEI, Khairul Mahali (kedua dari kanan) dan GM Pelabuhan Bengkulu Hambar Wiyadi (tengah) saat bertemu di Pelabuhan Bengkulu.(poto:GPEI)

Jakarta-MARITIM: Eksportir yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mendorong optimalisasi konektifitas logistik ekspor se-Sumatera, dengan salah satunya melalui pemanfaatan fasilitas pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

GPEI juga telah menyampaikan keinginan tersebut kepada manajemen PT.Pelabuhan Indonesia II/IPC cabang pelabuhan Bengkulu.

Read More

“Saatnya kita memacu dan optimalkan kegiatan ekspor mengingat cukup banyak komoditi dari wilayah Sumatera yang berpotensi orientasi ekspor,”kata Pengurus GPEI, Khairul Mahali.

Khairul mengatakan, salah satu upaya GPEI untuk menggenjot ekspor yakni secara berkesinambungan memberikan edukasi kepada para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah-daerah agar bisa menjual produk/komoditinya di pasar ekspor.

General Manager PT.Pelindo II/IPC cabang pelabuhan Bengkulu, Hambar Wiyadi, mengatakan telah menerapkan layanan dedicated terminal guna mendukung komoditi ekspor unggulan Propinsi Bengkulu.

Melalui layanan dedicated terminal menjadikan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sebagai pelabuhan ekspor langsung untuk hasil pertambangan, perkebunan, kehutanan, pertanian, perikanan dan peternakan dan produk unggulan lainnya untuk wilayah Bengkulu dan sekitarnya.

Dia mengatakan, layanan dedicated terminal yakni pelayanan bongkar muat barang sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar muat di terminal yakni; terminal curah kering , terminal curah cair, terminal peti kemas dan terminal mum/general cargo.

INVESTASI

Hambar mengatakan, untuk pengembangan Terminal Curah Kering (TCK), disamping dermaga Samudera yang ada saat ini, sedang menyelesaikan fasilitas tambahan dua unit dermaga untuk kegiatan bongkar muat batu bara yakni dermaga jetty A dan dermaga Teluk Sepang (eks Bukit Sunur) dengan total investasi mencapai Rp.24,4 milyar.

Untuk jetty A telah diselesaikan 100% yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya berupa conveyor dengan kapasitas 1.500 ton/jam yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.

Sedangkan dermaga Teluk Sepang (eks Bukit Sunur) sedang dilaksanakan pembangunan berupa dermaga floating rampdoor yang nantinya digunakan untuk melayani kapal jenis tongkang berkapasitas 10.000 ton.

“Dermaga itu juga didukung dengan fasilitas lapangan dan peralatan berupa satu unit excavator dan satu unit whell loader dengan total investasi Rp.5,7 miliar,”jelasnya.

Sedangkan untuk pengembangan terminal curah cair seluas 17 Ha dengan kapasitas 5 juta ton/tahun, dikhususkan untuk menangani bongkar muat crude palm oil (CPO) dan bahan bakar minyak (BBM) yang dilengkapi dengan fasilitas jetty yang mampu melayani kapal 20 ribu DWT, piperack dan storage tank berukuran 3 ribu- 5 ribu M3.

Hambar menambahkan, untuk sistemisasi terminal peti kemas saat ini sedang dilakukan pembangunan jaringan fiber optic yang nantinya dilengkapi dengan informasi terminal operating system (I-TOS) berbasis information communication technology.(mrtm/hb)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *