Jember, maritim
HARI Sabtu (24/11/2018), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri Kongres Nelayan di alun-alun Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur yang diikuti ribuan orang nelayan. Pada kesempoatan itu, Menteri Susi meminta kepada nelayan agar ikut menjaga kedaulatan laut Indonesia. Ia mengingatkan, bahwa laut adalah titipan Tuhan. Ujarnya: “Saya tak mungkin menjaga laut sampai ke pinggir. Ada kapal asing, saya tangkap, saya tenggelamkan. Tapi kalau di pinggir, ya panjenengan para nelayan yang menjaga to. Masa Ibu yang harus jagain“.
Kepada hadirin, Menteri jelaskan bahwa Pesiden Jokowi telah melarang perusahaan modal asing dan kapal asing beroperasi di laut Indonesia. Katanya pula: “Pertama kali dalam sejarah, dan pertama kali pula ikan Indonesia nomor satu di Asia Tenggara. Thailand kalah, Vietnam kalah. Kenapa? Lah ikan mereka itu sebenarnya nyolong dari kita. Sepuluh tahun sudah rusak. Ikan habis”.
Keberhasilan pemerintah menjaga kedaulatan laut Indonesia membuat perkembangan bisnis perikanan makin pesat. Imbuh Men KP: “Orang Vietnam tak punya lobster, tetapi sekarang ekspor mereka mencapai 30.000 ton. Karena itu, saya minta para nelayan tidak lagi mengganggu makhluk laut yang masih bayi. Plasma nutfah adalah milik alam. Tidak boleh kita ambil. Ambillah pada saat dia siap dipanen”.
Menteri Susi telah membuktikan bahwa ia tak punya beban untuk menegur siapapun yang dinilainya bekerja tak sesuai aturan. Dengan tegas ia katakan: “Saya menilai jabatan adalah amanah. Saya tidak cari kaya. Jadi menteri ini malah rugi. Tetapi Itu pengabdian kepada negara. Dan saya senang juga. Kalau tak jadi menteri, tak mungkin saya ngomel-ngomel begini. Namun karena saya diberi jabatan sebagai amanah yang begitu tinggi, kehormatan oleh presiden, oleh negara, maka salah satu tugas saya adalah ngomel-ngomel seperti ini”.
Sempat “Kecele”: Di depan peserta konggres, Menteri Kelautan dan Perikanan mengaku saat mendatangi Kongres Nelayan di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (24/11/2018) telah kecele alias salah perkiraan. Jelasnya: “Saya pikir tadinya saya akan dibawa ke pinggir laut. Bukan dalam tenda ber-AC. Kalau ke pinggir laut, saya mau langsung lihat ke lautnya, lihat ombaknya, supaya dapat bantu berpikir, ke mana arah breakwater”.
Menteri Susi memberi perhatian terhadap pemecah ombak di perairan Puger, karena ada laporan banyaknya kecelakaan di sana. Ucapnya: “Saya dulu dengar breakwater-nya salah arah. Karenanya, saja berjanji akan datang kembali ke Jember untuk survei pembangunan breakwater. Namun dengan syarat, panjenengan para nelayan tidak lagi mengambil bibit-bibit lobster dan ikan di laut”.
Kepada para nelayan Men KP berjanji meneruskan permintaan nelayan soal perbaikan arah breakwater ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kata Menteri Susi: “Kemen KP sudah tidak mengadakan lagi bantuan infrastruktur berat. Banyak yang dibikin Dinas Kelautan dan Perikanan atau Kementerian, hasilnya justru salah, karena yang membangun bukan ahli struktur”.
SeaLoveMi: Sementara itu, dalam rangka memperingati jasa para pelaku bidang perikanan, Kemen KP kembali menggelar peringatan Hari Ikan Nasional pada tiap 21 November. Kali ini Menteri Susi meluncurkan jargon “Seafood Lovers Millenials” (SeaLoveMi).
Men KP sebutkan jasa para nelayan, pembudidaya, dan pelaku usaha di bidang perikanan ini sangat penting dalam menjamin ketersediaan pasokan ikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sumber protein sehat berbiaya murah. Ujarnya, Minggu (25/11/2018) kemarin: “Ini merupakan apresiasi pemerintah kepada pembudidaya ikan, utamanya para nelayan, perusahaan penangkapan ikan, pelaku budidaya ikan dari seluruh turunan seafood, air asin maupun air tawar”.
“SeaLoveMi” merupakan komunitas netizen pecinta kuliner ikan asli Indonesia. Gerakan ini diluncurkan untuk menggiatkan kaum milenial agar lebih gemar makan ikan. Jelas Men KP pula: “Jadi, kita betul-betul selain melaksanakan program pemerintah, KKP sebetulnya untuk kita sendiri. Kita sehat, menjadi manusia manusia berbadan sehat dengan otak yang cerdas”.
Menurut Menteri Susi, meskipun sama-sama mengandung protein tetapi ikan masih lebih murah dan sehat apabila dibanding dengan daging merah. Kolesterol yang ada pada ikan, merupakan kolesterol yang sehat dan berbeda dengan yang ada pada daging merah. Ada pula kandunga omega yang penting untuk pertumbuhan otak. Pungkasnya: “Jadi, anak-anak di rumah harus terus dikasih makan ikan. Juga ikan banyak mengandung zat lainnya yang dibutuhkan tubuh sebagai anti aging, membuat tubuh tetap fit, stamina tubuh terjaga, dan juga bagus untuk kulit”. ***ERICK ARHADITA