Jakarta, Maritim
SEJALAN dengan pertumbuhan pasar saat ini, pelaku usaha udang di Indonesia membidik Tiongkok sebagai tujuan ekspor baru. Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto menyatakan produksi udang nasional tahun ini diperkirakan naik 10%. Ujarnya Jum’at (30/11/2018) lalu: “Akibat pertumbuhan tambak yang makin banyak, maka kenaikannya tercatat mencapai sekitar 200.000 ton”.
Menurut Iwan, anggota SCI bisa memberi kontribusi hingga 60% dari total produksi nasional yang saat ini sekitar 400.000 ton. Udang yang dihasilkan umumnya udang vaname karena anggota SCI tak lagi memelihara udang windu.
Udang yang diproduksi pun 100% diekspor. Adapun destinasi prioritas ekspor adalah AS, Eropa, dan Tiongkok. Ungkapnya: “Produktivitas kita terbilang tinggi. Rerata kita hanya kalah pengetahuan petambak saja, khususnya petambak rakyat. Terkait perang dagang, maka kami merasa kondisi saat ini tidak berpengaruh terhadap ekspor udang dari Indonesia”.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyebutkan udang masih menjadi komoditas utama yang dikembangkan untuk ekspor. KKP mengklaim telah lakukan pooling preference kepada konsumen di beberapa negara untuk mengetahui pilihan konsumen terhadap jenis udang yang disukai. Hasilnya, konsumen di Jepang lebih menyukai udang monodon, kemudian merguensis, dan selanjutnya vaname. Sementara ini di Indonesia, udang jenis monodon masih menjadi primadona pasar.***MRT/2701