MEDAN – MARITIM.: Dalam upaya mempercepat pensertifikatan tanah di seluruh Indonesia, Badan Pertanahan Nasional (BPN) bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk menyelenggarakan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Jurusan Juru Ukur dan Pemetaan Tanah. Pelatihan tersebut sekaligus mendukung Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Atas dasar itu, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menunjuk Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Medan untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut. Pertimbangannya, pelatihan di BBPLK Medan yang difokuskan untuk dua kejuruan (konstruksi/bangunan dan pariwisata), dimana jurusan juru ukur dan pemetaan merupakan bagian dari kejuruan konstruksi.
Pelatihan yang dimulai Februari 2018 itu diselenggarakan dalam 18 paket. Tiap paket diikuti 16 orang selama 200 jam pelajaran atau 25 hari kerja. Semua pesertanya Aparat Sipil Negara (ASN) dari BPN di seluruh Indonesia.
“Pelatihan juru ukur dan pemetaan tanah ini seiring dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pensertifikatan tanah di seluruh Tanah Air,” kata Kabag Tata Usaha BBPLK Medan Huminsa Tambunan di kantornya, Minggu (16/12/2018).
Dikatakan, dari 18 paket pelatihan itu, 16 paket di antaranya telah diselesaikan. Dua paket sisanya kini masih berlangsung dan akan diselesaikan sebelum akhir Desember 2018.
Ia merasa bangga karena BBPLK Medan dipercaya sebagai penyelenggara pelatihan juru ukur dan pemetaan secara nasional. Semua pesertanya dari ASN di seluruh Indonesia yang ditentukan oleh BPN.
Peserta pelatihan ini untuk memenuhi kebutuhan 10.000 juru ukur dan pemetaan tanah yang berkompeten di lingkungan BPN. Setelah lulus dengan memiliki kompetensi dan sertifikasi dari BBPLK, mereka akan diarahkan oleh BPN menjadi Asisten Surveyor Kadaster dan Surveyor Kadaster, dalam rangka mensukseskan program strategis nasional tersebut, khususnya percepatan PTSL.
Kerjasama Dengan Inalum
Lebih jauh Huminsa menjelaskan, BBPLK Medan juga menjalin kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumanium (Inalum) dalam program pelatihan Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja (PFLK) Kejuruan Teknik Las dan Teknik Otomotif.
Kerjasama pelatihan berbassis kompetensi dalam rangka pengembangan SDM ini, dilakukan untuk memberikan keahlian bagi 40 pemuda yang berdomisili di sekitar PT Inalum (Persero) di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Mereka dilatih untuk kejuruan las plat 1G SMAW dan kejuruan otomotif sepeda motor di BBPLK Medan selama 40 jam pelajaran atau lima hari kerja.
Menurut Huminsa, kerja sama pelatihan dengan PT Inalum dilakukan dua kali di tahun ini. Tahap pertama dilakukan pada Juli 2018 dan tahap kedua mulai 18 sampai 21 Desember 2018. Tiap pelatihan diikuti 20 orang selama 40 jam pelajaran.
Pelatihan ini terwujud atas permintaan warga di sekitar PT Inalum yang ingin mendapat keahlian las dan otomotif (sepeda motor) dalam upaya meningkatkan kehidupan mereka. Biaya pelatihan diambilkan dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT Inalum.
Huminsa mengungapkan, target pelatihan tahun anggaran 2018 BBPLK Medan berjumlah 3.280 orang. Jumlah tersebut dibagi atas Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) yang dilakukan di BBPLK Medan sebanyak 2048 orang, dan PBK di luar BBPLK Medan sebanyak 1.232 orang.
Realisasi pelatihan PBK di BBPLK hingga 14 Desember 2018 telah selesai 101 paket dengan peserta 1.616 orang. Sisanya, yang kini sedang berjalan sebanyak 18 paket yang diikuti 288 orang.
“Untuk pelatihan PBK di luar BBPLK sebanyak 70 paket telah selesai atau 1120 orang telah dilatih. Sementara yang sedang berjalan sekitar 33 paket atau 528 orang, ” ujarnya.
Mulai 14 Desember 2018, BBPLK Medan mendapat tambahan 222 paket pelatihan. Yakni pelatihan di BBPLK Medan 119 paket atau 1.904 orang. Sedangkan di luar BBPLK Medan ada 103 paket atau 1.648 orang. “Jadi total seluruhnya ada 222 paket dengan peserta 3.552 orang, ” katanya.
Huminsa melanjutkan, total pelatihan PBK yang sudah selesai di dalam dan di luar BBPLK Medan sebanyak 171 paket dengan peserta 2.736 orang. Pelatihan yang sedang berjalan 51 paket atau 816 orang. “Semua pelatihan akan selesai pada 28 Desember 2018, ” sambungnya.
Huminsa menambahkan, untuk PBK melalui Mobile Training Unit (MTU) sebanyak 77 paket dengan peserta 1.232 orang. Skill for Future sekitar 32 paket (512 orang) dan pelatihan PFLK 5 paket atau 80 orang.
“Sedangkan bantuan program sebanyak 75 paket (1.200 orang). Jadi total yang dilatih sebanyak 5.488 orang,” pungkasnya. (Purwanto)