2019, Kemenperin Pacu Kinerja Industri Orientasi Ekspor

Menperin Airlangga Hartarto dan Sekjen Kemenperin Haris Munandar saat papran jumpa pers akhir tahun 2018
Menperin Airlangga Hartarto dan Sekjen Kemenperin Haris Munandar saat papran jumpa pers akhir tahun 2018

Jakarta, Maritim : Kemenperin tahun depan fokus pacu kinerja lima sektor industri prioritas Making Indonesia 4.0. Lalu kementerian teknis ini juga memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 5,4%. Lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dipatok 5,6%.

“Kami tahun depan pacu ekspor industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronika serta industri kimia. Sehingga juga dapat mengoptimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” kata Menpern, Airlangga Hartarto, pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2018, di Jakarta, Rabu (19/12).

Read More

Menperin menjelaskan, langkah ini jadi perhatian utama pemerintah, untuk memperbaiki neraca perdagangan. Sehingga memperkuat struktur ekonomi nasional. Apalagi, selama ini produk manufaktur berkontributor besar pada nilai ekspor nasional.

Nilai ekspor industri pengolahan non migas hingga akhir 2018 diperkirakan tembus US$130,74 miliar. Atau naik dibanding tahun sebelumnya sebesar US$125,10 miliar. Di mana saat ini, ekspor produk industri berkontribusi 72,28% dari total ekspor nasional.

Airlangga menyampaikan, pemerintah sedang merancang kebijakan pemberian insentif fiskal, yang dapat memicu industri ini lebih giat ekspor. Selain itu, perlu dilakukan harmonisasi tarif dan revisi PPnBM untuk menggairahkan industri otomotif Indonesia memproduksi kendaraan sedan, sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar mencanegara. Umpamanya ke Australia.

Potensi lain ditunjukkan industri pakaian, tekstil dan alas kaki. Kemudian industri makanan dan minuman. Di sektor kimia, industri semen digenjot ekspor, karena kapasitas saat ini sebesar 100 juta ton per tahun. Sementara kebutuhan domestik 70 juta ton per tahun.

Di samping itu, Indonesia masih jadi tujuan utama investasi, akibat perang dagang AS-China. Ini peluang. Korea dan Jerman akan berinvestasi otomotif. Lalu perusahaan smartphone berinvestasi di Batam.

Hingga kini, investasi industri non migas diperkirakan capai Rp226,18 triliun, menyerap tenaga kerja 18,25 juta orang. Jumlah itu naik 17,4% dibanding 2015 di angka 15,54 juta orang.

Menperin juga mengungkapkan, pertumbuhan industri non migas diproyeksikan tumbuh 5,4% pada 2019. Sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi itu industri makanan dan minuman 9,86%, permesinan 7%, tekstil dan pakaian jadi 5,61%. KemudiKn industri kulit barang dari kulit dan alas kaki 5,40% serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika 3,81%. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *