BULELENG – MARITIM : Pembangunan bandar udara di Bali Utara, tampaknya tak akan lagi menjadi wacana, tetapi akan segera terwujud. Hal ini tapat ditengarai dari kedatangan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti dan pejabat lain meninjau rencana pembangunan Bandara Bali Utara di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, Ahad (30/12/2018). Bandara Bali Utara nantinya diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low Cost Carier (LCC – penerbangan bertarif rendah), untuk bersinergi dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kabuparten Badung, Bali selatan. Jelas
Terkait hal tersebut, Menhub menjelaskan:“Tujuannya meningkatkan konektivitas dan mendorong peninbgkatan jumlah wisatawan yang akan datang ke Bali”.
Mernurut Menhub, dalam pembicaraan dengan Gubernur Bali sudah didapat titik temu bahwa Bandara Ngurah Rai dengan bandara di Bali Utara ini nantinya harus kolaborasi dan saling mengisi, untuk bisa mencapai suatu daya dukung yang baik untuk wisatawan. Ujar Menhub Budi Karya: “Kita upayakan bandara Ngurah Rai tetap dalam fungsi melayani untuk penerbangan premium, sedang bandara di Bali Utara ini untuk penerbangan LCC”.
Skema KPBU: Diungkapkan pula, lokasi yang direncanakan bandara di Bali Utara ini tak akan menghadapi kendala berarti dalam hal pembebasan lahan, karena pembangunannya berada di atas tanah adat milik desa. Karenanya, dari sisi teknis Kemenhub melihat satu kemudahan pengadaan lahan, seperti dijelaskan Gubernur Bali bahwa ini adalah tanah adat milik desa. Untuk itu kedepan Gubernur Bali bersama Bupati Buleleng akan lakukan membicaraan dengan penduduk desa. Setelah itu, Pemerintah akan menginisiasi proyek pembangunan bandara ini sebagai proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Menhub juga menjelaskan kemudahan lain adalah tidak begitu banyak penduduk yang tinggal di daerah tersebut sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang ada. Demikian pula dengan bangunan suci keagamaan, ternyata bukan merupakan cagar budaya, hingga lokasinya dapat dipindahkan sepanjang memenuhi ketentuan niskala.
Jelas Menhub: “Dari tinjauan fisik yang kami lakukan, tampaknya jumlah penduduk yang bermujkim di kawasaan itu tak terlalu banyak, hingga masalah sosialnya tak akan rumit. Namun saat ini pembangunan bandara di Bali Utara ini masih dalam proses studi, hingga belum dapat dipastikan estimasi biaya yang dibutuhkannya. Proyek ini belum dapat ditender dan diperkirakan biayanya karena kami akan melakukan studi terlebih dahulu, dengan akan memperhatikan masukan dari pemerintah daerah juga”.
Minimasi APBN: Mohamad Pramintohadi Sukarno Direktur Bandar Udara Kemenhub katakan jika proyek pengembangan Bandar Udara Bali Utara merupakan proyek yang disiapkan Pemerintah Pusat melalui Kemenhub untuk didanai melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Ditambahkan, minimasi APBN untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang bersifat segera menjadi salah satu alasan mengapa pengembangan Bandar Udara Bali Utara akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha.
Ungkapnya pada acara Konsultasi Publik di Banyualit Spa & Resort, Kalibukbuk, beberapa waktu lalu: “Saat ini pintu masuk ke Bali melalui jalur udara hanya di Bandara Ngurah Rai. Ketika gunung Agung menyemburkan debu dan terbawa angin ke arah tenggara maka operasi bandara ini terpaksa ditutup, yang menyebabkan lalu lintas penerbangan ke Pulau Bali terhenti. Selain itu Bandara Ngurah Rai dengan hanya satu runway memiliki ultimate capacity 30 juta per tahun. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut serta dalam rangka menyediakan alternatif bandara udara sekaligus mengembangkan kawasan Bali Utara, maka direncanakan akan dibangun bandar udara di Bali Utara”.
Pembangunan Infrastruktur: Dikatakan pula, Bandara di Bali Utara diharap akan mampu meningkatkan keandalan layanan transportasi udara di pulau Bali, serta dapat mendukung perkembangan kawasan Bali Utara serta menampung pertumbuhan kegiatan wisata dan perekonomian Bali khususnya untuk Buleleng. Pada kesempatan tersebut, juga dilaksanakan penandtanganan komitmen bersama terkait dukungan pembangunan Bandara Bali Utara. Pada kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster menekankan Pemerintah Provinsi Bali serius dalam pengembangan infrastruktur transportasi di Pulau Bali khususnya dalam hal pembangunan Bandara Udara di Bali Utara (Buleleng) sesuai dengan visi-misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Ujar Gubernur: “Pembangunan Bandara Bali Utara merupakan salah satu program yang ada di visi-misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yakni terkait dengan pembangunan infrastruktur. Saya sambut baik Konsultasi Publik yang diselenggarakan Kemenhub. Ini sudah kita tunggu-tunggu, pembangunan bandara bisa saya katakan sudah pada tahapan konkrit. Dari dulu hanya sebatas wacana, sekarang ini sudah siap pelaksanaan tinggal menunggu Penetapan Lokasi. Saya akan pastikan tahun 2019, penentuan lokasi sudah turun”.
Keseimbangan Wilayah: Gubernur Bali juga jelaskan, pembangunan bandara Bali Utara di wilayah Kubutambahan menjadi kebutuhan transportasi udara menunjang kepariwisataan. Selain itu juga demi keseimbangan seluruh wilayah Bali yang memang selama ini masih ada ketimpangan. Tak hanya itu, Bandara Ngurah Rai yang ada saat ini juga tidak memadai untuk perluasan sehingga dirasa perlu membangun bandara baru di wilayah Bali Utara.
“Bandara Ngurah Rai saat ini merupakan simpul tunggal lalu lintas penerbangan di Pulau Bali. Untuk perluasan sudah tak memungkinkan, dalam lima tahun kedepan, kapasitas penumpang yang bisa ditampung juga akan overload capacity, sehingga dipandang perlu membangun bandara baru” ungkap Gubenur Wayan Koster..
Untuk itu, Gubernur mengajak masyarakat Bali khususnya Buleleng untuk siap mendukung rencana pembangunan Bandar Udara di Bali Utara ini. Ia berharap agar dalam prosesnya tak ada kepentingan pribadi didalamnya agar pembangunan dapat berjalan lancar. Imbuhnya: “Ini merupakan komitmen saya untuk mewujudkan keseimbangan wilayah di Bali. Tidak ada cara lain untuk menyeimbangkan selain pembangunan infrastruktur dan salah satunya ialah membangun bandara ini. Saya mengajak masyarakat untuk ikut mendukung penuh rencana ini, jangan ada kepentingan pribadi dalam pembangunan, agar berjalan dengan lancar. Ini untuk kepentingan bersama, untuk masa depan kita semua”.
Hal senada juga disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam sambutannya yang berharap agar bandara di Bali Utara segera terwujud demi kesejahteraan masyarakat Buleleng, untuk dapat mengatasi ketimpangan Bali selatan dengan Bali utara. Pungkasnya:
“Saya ajak masyarakat mendukung rencana pembangunan bandara ini, sebagai pemicu peningkatan kesejahteraan masyarakat” . (Erick Arhadita)