MARITIM, JAKARTA: Berdasarkan data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dalam dua tahun terakhir, biaya logistic di Indonesia mengalami penurunan dari 23.6 persen pada tahun 2017 menjadi 22,3 persen pada tahun 2018.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan mengatakan, penurunan biaya logistic itu belum secepat yang diharapkan. “Pada 2017 lalu, berdasarkan riset kita, biaya logistic 23,6 persen. Pada 2018 turun 22,3 persen. Biaya logistik kita turun tapi kurang cepat. Biaya logistik kita harus 18 persen jika ingin masuk dalam 30 besar Logistik Performance Index (LPI)” katanya kepada pers di sela-sela peresmian penempatan gadung baru DPW ALFI/ILFA DKI Jakarta, Kamis (21/22019) di JalanEnde, Jakarta Utara.
Yukki optimistis daya saing logistik Indonesia akan masuk 30 besar dalam LPI . Pasalnya saat ini posisi LPI Indonesia, naik peringkat dari 63 ke 46. Namun begitu, pintanya, semua pihak harus kerja keras, sebab ironisnya kini untuk tingkat Asean Indoensai justru turun dari posisi 4 ke posisi 5.
“Artinya apa, negara tetangga kita terus berlari mengejar ketertinggalan. Karena itu, Indonesia harus bisa masuk 30 besar di IPL. Dan kalau kita masuk 30 besar, kita bisa 3 besar di Asean. Caranya bagaimana, ekosistem harus berjalan, ini yang harus dibangun bersama ,” ujarnya.
Ditanya soal Pemilu 2019 kemungkinan berdampak negative pada biaya logistic di Indonesai, Yukki berharap hal itu tidak terjadi. “Janganlah peningkatan performance yang telah kita bangun bersama –sama harus kembali turun hanya karena peristiwa sehari (Pemilu April 2019),” harap Yukki. (Ahmad/Habib)