Penumpang Pesawat Merosot, Kereta & Kapal Laut Meningkat

Pengguna angkutan udara, kian sepi
Pengguna angkutan udara, kian sepi

JAKARTA – MARITIM : Berdasar pertimbangan makin mahalnya harga tiket dan bagasi berbayar, menyebabkan sebagian pengguna moda angkutan udara beralih ke penggunaan jasa angkutan kereta dan kapal laut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya tren peralihan transportasi publik dari masyarakat Indonesia dalam setahun terakhir, Januari 2018 ke Januari 2019. Temuan BPS, menunjukkan jumlah penumpang pesawat udara mengalami penurunan. Tetapi di saat yang bersamaan jumlah penumpang kereta api dan kapal laut justru meningkat.

Yunita Rustanti Deputi Kepala BPS, awal bulan ini menjelaskan: “Dicermati secara umum terjadi peralihan pilihan. Antara lain dengan beroperasinya jalan tol langsung dari Jakarta ke Surabaya, dan angkutan kereta api mulai mengarah ke layanan premium, hal ini membuka peluang masyarakat beralih. Begitu juga di moda transportasi laut, perusahaan-perusahaan pelayaran BUMN maupun swasta, juga meningkatkan pelayanan dan atur ulang jadwal”.

Secara tahunan, BPS mencatat jumlah penumpang pesawat pada Januari 2019 anjlok hingga 12,55% (year-on-year/yoy). Sebaliknya, jumlah penumpang kereta api justru mengalami peningkatan 1,1% persen yoy, dan kapal laut sebesar 1,31% yoy. Menurut Yunita khusus untuk Januari 2019 ini, penurunan jumlah penumpang pesawat disebabkan oleh beberapa kebijakan maskapai penerbangan seperti dari harga tiket dan penerapan bagasi berbayar. Dua hal ini merupakan isu ramai sepanjang Januari 2019 sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.

Apabila ditarik lebih jauh hingga Januari 2017, jumlah penumpang kereta api dan kapal laut juga masih mengalami kenaikan, masing-masing 13,4% dan 38,4%. Sementara penumpang pesawat udara turun 8,3%. Secara akumulasi dua tahun terakhir, jumlah penumpang di ketiga moda memang mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatan di moda kereta api dan kapal laut mengungguli peningkatan di pesawat. Dari catatan BPS, jumlah penumpang pesawat penebangan domestik sepanjang 2018 tercatat sebesar 94,1 juta, meningkat 17% dalam dua tahun terakhir. Tetapi jumlah penumpang kapal laut sepanjang 2018 mencapai 20,2 juta orang, meningkat 35,5% dan kereta api mencapai 422,1 juta meningkat 19,9%.

Pengguna moda angkutan laut, kembali ke kapal

 Fenomena cukup menarik juga terjadi di Provinbsi Sumatera Utara. Tomry Aritonang Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, katakan kenaikan harga tiket pesawat udara mengubah pilihan moda transportasi masal masyarakat. Hal itu tampak

dari kenaikan jumlah kedatangan penumpang di Pelabuhan Belawan Medan yang meningkat 122,6% dibanding Januari 2018 yakni dari 4.820 penumpang menjadi 10.731 penumpang.

Untuk keberangkatan, realisasinya naik 60,7% dari 13.993 orang pada Januari 2018 menjadi 22.492 orang pada Januari 2019. Dari sisi jumlah kapal, pada Januari 2018 terdapat 57 unit dan naik 280,7% menjadi 217 unit pada Januari 2019.

Sementara itu, di Bandara Kualanamu, tercatat jumlah penumpang domestik yang datang dan berangkat cenderung turun dibanding dengan Januari 2018. Kedatangan penumpang domestik pada Januari 2019 turun 25,2% yakni dari 348.170 orang menjadi 260.409 orang.

Kendati demikian, bila dibandingkan dengan jumlah kedatangan penumpang domestik pada Desember 2018, penurunannya lebih kecil yakni 25% dari 347.015 orang.

Dari sisi keberangkatan, realisasi pada Januari 2019 turun 24,7% yakni dari 372.984 orang pada Januari 2018 menjadi 280.839 orang. Dibanding dengan jumlah keberangkatan pada Desember 2018, jumlah penumpang domestik di Bandara Kualanamu justru naik 9% yakni dari 257.567 orang menjadi 280.839 orang. Jelas Aritonang: “Kenaikan jumlah penumpang kapal laut cukup besar, mungkin karena kenaikan harga tiket pesawat udara yang cukup tinggi hingga terjadi pengalihan moda transportasi”.

Kenaikan juga terlihat pada angkutan barang di Pelabuhan Belawan, untuk kegiatan bongkar naik 1.208,6% dari 144.229 ton pada Januari 2018 menjadi 1,8 juta ton pada Januari 2019. Dibandingkan capaian pada Desember 2018, realisasinya naik 465,8% dari 333.584 ton. Dan

untuk kegiatan muat, realisasi Januari 2019 naik signifikan yakni 6.754,7% dari 2.032 ton pada Januari 2018 menjadi 139.289 ton. Dibanding dengan realisasi pada Desember 2018, terjadi kenaikan 314,2% yakni dari 33.628 ton menjadi 139.289 ton. (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *