BENOA BALI – MARITIM : Minggu (17/3/2019) lalu, dua unit kapal pesiar berbendera asing, singgah di Pelabuhan Benoa Denpasar Bali. Kehadiran dua kapal pesiar ini menjadi sejarah tersendiri, karena untuk pertama kalinya dua kapal pesiar ukuran besar dapat sandar bersamaan di dermaga timur pelabuhan utama di Pulau Dewata itu. Dua kapal pesiar tersebut adalah: MS ‘Insignia’ dan MS ‘Azamara Quest’, berbendera Malta dan Marshall Island. Masing-masing memiliki ukuran panjang 180 meter lebih dengan berat 30.000 gross tonnage (GT). Dalam kunjungan ini, kedua cruise masing masing mengangkut seribu wisman dan awak kapal.
Dengan dibantu petugas pelayanan kapal PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III dan Kantor Kesyahbandaran dan Otorita Pelabuhan (KSOP) Benoa, kedua kapal pesiar ini berhasil sandar dengan aman dan lancar di dermaga timur. Kehadiran dua kapal pesiar secara bersamaan di dermaga timur Pelabuhan Benoa ini menjadi sejarah bagi Pelabuhan Benoa karena merupakan yang pertama kalinya melakukan penyandaran bersama.
Terkait hal tersebut, I Wayan Eka Saputra, CEO Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara berucap: “Pasca pengerukan alur dan kolam pelabuhan hal ini bisa dilakukan, sebelumnya hanya satu kapal pesiar yang dapat sandar di dermaga pelabuhan. Sekarang dua kapal sudah dapat sandar bersamaan. Bagi Pelabuhan Benoa, hal Ini menjadi momen bersejarah. Karena itu kami berharap, moga kedepan nanti akan kian banyak kapal pesiar yang berkunjung ke Pelabuhan Benoa yang merupakan gerbang kapal-kapal pengangkut wisman ke Bali”.
Menjadi Triger: Menurut Wayan Eka, hari ini terbukti Pelabuhan Benoa mampu melayani dua kapal pesiar yang sandar di satu dermaga, sebagai suatu proses yang memerlukan kecermatan. Berkat dukungan KSOP Benoa hal ini dapat berjalan aman dan lancar, hingga diharap akan menjadi trigger, pemicu mulai lwebih banyak berkunjung kapal pesiar berukuran yang lebih besar.
Sementara itu, Agustinus Maun Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa menyatakan, dengan sandarnya dua kapal pesiar ukuran besar, menjadi bukti bahwa dari sisi keamanan dan keselamatan pelayaran, KSOP Pelabuhan Benoa sudah siap mendukung program pemerintah dibidang industri pariwisata.
“Harapan kami, kedepan Pelabuhan Benoa akan dapat lebih dikembangkan agar mampu untuk disandari kapal pesiar dengan ukuran yang lebih besar, hingga Pelabuhan Benoa dapat jadi pelabuhan tujuan wisata utama di Indonesia”ujar KSOP Benoa.
Dua kapal pesiar ini singgah di Pelabuhan Benoa Denpasar selama dua hari untruk kemudian melanjutkan pelayarannya ke negara lain. Selama di Bali, para wisatawan kapal pesiar dan juga awak kapal, memerlukan berunjung ke sejumlah obyek wisata yang ada di Bali.
Berdasar data Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara, tahun lalu, jumlah kapal pesiar ukuran besar yang singgah di Pelabuhan Benoa Bali mencapai 60 unit. Tahun ini jumlah kapal pesiar yang ditargetkan singgah di Pelabuhan Benoa Bali mencapai 80 unit, dengan tiap satu unit kapal pesiar rerata mengangkut seribu wisatawan dan awak kapal.
Destinasi Pilihan: Dalam pada itu, Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali dikunjungi kapal pesiar internasional. Pada hari Jumat (15/3) pagi, MV. ‘Sun Princess’ berlabuh dalam rute pelayaran dari Pelabuhan Darwin di Australia ke Pelabuhan Phu My di Ho Chi Minh City, Vietnam.
“Cruise tersebut membawa 2.191 penumpang turis mancanegara dengan 855 orang kru kapal. Seluruh panjang kapal tersebut mencapai 261 meter dengan tinggi 56 meter dan berbobot 77.441 gross tonnage (GT). Melihat perbandingan antara jumlah penumpang dan ukuran kapalnya, MV. ‘Sun Princess’ tergolong cruise mewah dan dioperatori oleh operator berpengalaman, Princess Cruises. Hal ini menunjukkan Pulau Lombok tetap jadi destinasi wisata pilihan di industri wisata kapal pesiar” Jelas Faruq Hidayat, Sekretaris Perusahaan OPT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III.
Dijelaskan, Pelindo III sebagai operator terminal pelabuhan melakukan berbagai pelayanan saat kunjungan cruise tersebut. Di dermaga tampak tersedia tenda untuk tempat transit turis penumpang kapal pesiar dan sekaligus sebagai tempat berbelanja aneka kerajinan tangan khas Pulau Lombok maupun NTB. Ujar Sekper Pelindo III: “Kami mengajak sejumlah UKM untuk membuka semacam artshop, karena banyak turis yang mencari oleh-oleh khas lokal. Kemudian aksi penari tradisional gendang bele’q juga semarak menyambut turis begitu mereka tiba di dermaga. Selain itu fasilitas standar seperti pengamanan area, toilet, bak sampah, penerangan, dan jaringan wifi juga tersedia demi kenyamanan mereka”.
Salah seorang turis mancanegara yang ditemui di dermaga, Jackson, asal Brisbane, Australia, menceritakan pengalamannya. Ia berjalan-jalan di seputaran kota dan sempat ‘blusukan’ di perkampungan penduduk. Kata Jackson: “Meski udaranya sedikit terasa lembab, namun cuacanya cukup bersahabat. Saya banyak dapat senyum ketika berpapasan dengan warga. Karakter masyarakat Lombok sangat bersahabat. Setiap saya berkunjung kemari, saya nilai set up pelayanan di pelabuhan sangat baik“.
Berdasar data Pelindo III, jumlah kunjungan cruise di Pelabuhan Lembar pada tahun 2017 mencapau jumlah 8 unit, kemudian meningkat tipis menjadi 9 kapal di tahun 2018. Pada tahun 2019 ini ditargetkan akan ada 14 kapal pesiar internasional yang berlabuh di gerbang laut pariwisata Pulau Lombok tersebut. Pelindo III juga sedang membangun Terminal Gili Mas sebagai perluasan area layanan di Pelabuhan Lembar. Terminal tersebut kedepan akan jadi multipurpose terminal yang melayani bongkar muat peti kemas dan pelayanan kapal pesiar internasional yang berkapasitas penumpang hingga 4.000 orang.
Tur operator Cruise Asia, Yasa Sediya Ketut, yang dihubungi terpisah dari Dili, Timor Timur, mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung adanya pengembangan Pelabuhan Lembar yang dilakukan oleh Pelindo III. Terminal Gili Mas akan mendorong promosi pariwisata Lombok. Ujarnya: “Dengan dibangunnya fasilitas yang lebih memadai sudah tentu akan membuat aksesibilitas kapal jadi cepat dan nyaman. Bila cruise dapat sandar di dermaga, maka embarkasi penumpang lebih mudah dan lebih cepat, karena tidak perlu mengunakan tenderboat. Dengan demikian, sekitar 30 menit hingga 1 jam waktu transit akan terpangkas, hingga para turis akan dapat lebih lama menikmati Lombok”.
Kepala Dinas Pariwisata, NTB, Lalu Mohammad Faozal, yang melakukan peninjauan lokasi pelabuhan, menjelaskan, sebanyak 600 turis sudah melakukan booking untuk mengikuti tur paket wisata di beberapa kabupaten di Pulau Lombok. Jelasnya: “Beberapa bus telah kami siapkan sebagai sarana transportasi, bagi mereka yang akan melakukan tur wisata. Sisanya, ada yang berwisata sendiri menggunakan taksi atau kendaraan yang telah di-booking secara pribadi. Destinasi yang akan dikunjungi yaitu Pantai Senggigi, Sesela, Lingsar, Taman Pura Narmada, Sukarare, dan desa adat Sasak Sade”.
Ia menambahkan, guna menunjang lancarnya kunjungan cruise, Dinas Pariwisata Provinsi NTB selalu bekerjasama dengan instansi terkait untuk melakukan penyiapan 3A (atraksi, amenitas, aksesibilitas) atau ragam atraksi wisata, fasilitas penunjang akomodasi, dan konektivitas infrastruktur untuk mencapai destinasi.
“Pemerintah mengordinasikan kerja sama antar seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Lombok. Agar dengan hubungan yang dinamis maka kerja bersama demi pengembangan pariwisata dapat terarah dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat Lombok” pungkas Lalu Mohammad Faozal. (Erick Arhadita)