SURABAYA – MARITIM : Dalam rangka mengeksplorasi potensi sinergi bisnis di sektor maritim dan energi, dua BUMN Indonesia yang bergerak di segmen kepelabuhanan dan energi, yaitu Pelindo III dan PLN, duduk bersama menggelar Forum Group Discussion (FGD), yang digelar di sela Rapat Koordinasi BUMN di Surabaya, beberapa hari lalu, dihadiri oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah.
Ketika membuka diskusi, Edwin Hidayat latakan: “Banyak hal yang dapat dikerjasamakan dalam mengurus bisnis di sektor maritim. Terutama terkait energi, seperti pengangkutan BBM dan tangki penyimpanannya di kawasan pelabuhan. Sinergi bertujuan utama untuk meningkatkan efisiensi suplai energi di Indonesia”.
Dikatakan oula, berdasar laporan yang diterimanya, potensi kerja sama sektor pelabuhan dan kelistrikan sangat luas. Terutama pada sisi utilisasi kapal dan logistik bahan baku dan bahan bakar yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik. Ujarnya: “Jangan terlalu risau dahulu untuk mencari keuntungan, tetapi fokus pada bagaimana menjalankan bisnis dengan benar. Agar dari sinergi bisnis tersebut dapat tercipta collective value demi kesinambungan bisnis. Itu yang akan diwariskan ke generasi berikutnya agar BUMN mampu lebih berperan dalam membangun negeri”.
Doso Agung, Direktur Utama Pelindo III, pada kesempatan tersebut menjelaskan bahwa ada banyak irisan bisnis yang sedang dijajaki untuk kerja sama. Di antaranya adalah kerja sama pemeliharaan alur pelabuhan. Seperti diketahui, Pelindo III memiliki dua lini usaha yang sudah berpengalaman mengelola alur, yaitu Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yang telah berhasil merevitaliasi alur Pelabuhan Tanjung Perak, dan Ambang Barito Nusa Persada (Ambapers) yang telagh membuktikan kehandalannya merawat alur Ambang Sungai Barito di Banjarmasin, yang menjadi akses menuju pelabuhan penting di Kalimantan Selatan.
“Sebelumnya Pelindo III juga sudah menjajaki kemungkinan mengelola perawatan alur laut pelabuhan dan terminal yang dikelola oleh PT Pertamina. Kini juga dengan PLN yang punya cukup banyak Terminal Untuk Keperluan Sendiri (TUKS). Dengan mempercayakan kepada BUMN kepelabuhanan, maka PLN dan Pertamina akan dapat lebih fokus mengelola core business-nya, hingga akan lebih efisien” ujar Dirut Pelindo III.
Lebih jauh lanjutkan, kini Pelindo III memiliki fasilitas shore connection atau fasilitas daya untuk kapal ketika sandar di pelabuhan. Adanya fasilitas tersebut, mendapat sambutan baik dari berbagai badan usaha pelayaran, karena dalam poengoperasian kapal terbukti mampu menghemat bahan bakar. Semula kapal harus menggunakan bahan bakar minyak untuk menghidupkan mesin ketika sandar. Dengan shore connection, bahan bakar minyak diganti dengan energi listrik yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
Terkait hal tersebut, Syofni Felienty Direktur Perencanaan Korporat PLN menanggapi positif kerja sama di antara keduanya. Ia melihat PLN akan mampu menyuplai listrik untuk shore connection yang disediakan Pelindo III di pelabuhan. Dengan adanya suplai energi dari PLN, Pelindo III tak perlu harus selalu membangun power plant sendiri di pelabuhan.
Memungkasi penjelasan, Syofvi mengatakan: “Value creation yang tercipta berdasar sinergi BUMN antara PLN dan Pelindo III salah satunya dengan adanya sharing expertise. Urusan terminal dilaksanakan oleh Pelindo III, sedang dari sisi kelistrikan disuplai oleh PLN. Selain itu beberapa terminal PLN yang operasionalnya masih terbatas, akan dapat dioptimalkan utilisasinya oleh Pelindo III untuk menyokong kebutuhan logistik daerah tersebut, hingga masyarakat setempat juga merasakan manfaatnya”. (Erick Arhadita)