ITS BUAT ALAT KURANGI KECELAKAAN LAUT

Para penelii di laboratorium TeknikPerkapalan ITS
Para penelii di laboratorium Teknik Perkapalan ITS

Surabaya – Maritim

INDONESIA boleh bangga bahwa anak negeri banyak yang berinovasi serta berprestsi  dalam bidang teknologi. Seperti yang dilakukan Laboratorium Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang  behasil menciptakan sistem peringatan dini (early warning) monitoring keselamatan kapal serta instalasi laut berbasis Automatic Identification System (AIS).

“Sistem yang diberi nama Automatic Identification System of ITS (AISITS) diciptakan untuk membatu mengurangi kecelakaan operasional kapal dan fasilitas laut di Indonesia yang akhir-akhir ini sering terjadi” ujar A A Bagus Dinariyana Dwi, PIC Tim AISITS, pada soft launching di Gedung Nasdec ITS, Jumat (17/3/2017).

Dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS yang berdarah Bali ini menjelaskan produk garapannya punya fasilitas seperti, real time monitoring system pipa gas bawah laut dan platform, inspeksi kapal realtime (AIS for Ship Inspection & Danger Score), vessel racking system, monitoring bahan bakar dan emisi, dan sistem informasi lalu lintas di pelabuhan. Menurutnya, selama ini belum ada sistem memonitor dan didesain untuk pendeteksian dini bahaya yang berdampak pada pipa di laut. Early warning system merupakan tambahan yang berguna memberi informasi kemungkinan terjadinya bahaya pada pipa gas bawah laut dan anjungan lepas pantai (offshore platform) akibat operasional di laut. Alert system produk ini berbasis web dan mobile. Pipa terkadang ada di bawah permukaan dasar laut atau atas yang tak bisa diterima zona. Karena nakhoda tak tahu ada pipa, akhirnya menurunkan jangkar.

Vessel tracking system, berfungsi menampilkan tracking pergerakan kapal saat berada di jangkauan peralatan AIS, hingga informasi ini dapat digunakan menunjang kajian forensik maupun investigasi bila terjadi kecelakaan yang melibatkan kapal. Output sistem tersebut, bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti, kontraktor migas sebagai pihak yang mengoperasikan fasilitas migas, syahbandar dalam memberi prioritas kapal-kapal yang akan dilakukan inspeksi, KNKT dalam melakukan investigasi bila terjadi kecelakaan, dll.

Menurut Profesor Hermana Rektor ITS pengembangan fasilitas/aplikasi ini berawal dari kerjasama antara ITS dengan International Maritime Education & Research Center  Kobe University serta beberapa perguruan tinggi mancanegara antara lain UTM Malaysia, Istanbul Technical University, dan Dokus Eylul University. Ungkapnya: “Sesuai dengan misi Presiden Jokowi yang ingin jadikan Indonesia sebagai poros maritim, dengan AISITS ini diharap dapat lebih mengembangkan infrastruktur laut di masa depan”. ***(ERICK A.M.)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *