“JEMBATAN CINTA” KEMBALI BERFUNGSI

Klungkung, Bali – Maritim

KEBANYAKAN warga Nusa Lembongan dan nusa Ceingan, menyebut jembatan bewara kuning itu dengan “Jembatan Cinta”. Setelah mengalami kerusakan sejak 16/10 tahun lalu, kini Jembatan Kuning yang menghubungkan Nusa Lembongan denga Nusa Ceningan sudah selesai dibangun kembali. Peresmian jembatan ini dilakukan oleh Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bersama Keut Sudikerta Wakil Gubernur Bali, Jumat (31/3). Jembatan Kuning merupakan satu-satunya sarana yang menghubungkan Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan. Sehingga keberadaanya sangat vital bagi masyarakat setempat.

“Saya ucapkan terimakasih kepada Dirjen Bina Marga yang telah merampungkan pembangunan Jembatan Kuning sebagai urat nadi transportasi bagi masyarakat maupun pariwisata” kata Sudikerta.

Jembatan Kuning dibangun pada 1996, namun pada 16 Oktober 2016 lalu runtuh yang menyebabkan putusnya hubungan transportasi antara dua pulau di Kabupaten Klungkung yang tengah berusaha menggenjot industi pariwisata itu merasa terganggunya perekonomian bagi penduduk yang kebanyakan bekerja di bidang jasa,pedagang serta petani rumput laut. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Bali menyampaikan usulan ke pemerintah pusat agar segera dibangun kembali Jembatan penghubung tersebut. Wagub Sudikerta sangat intens mengawal usulan tersebut, hingga pemerintah pusat memutuskan memberi alokasi anggaran dengan sumber dana APBN. Jembatan ini mulai dikerjakan pada November 2016 sampai Maret 2017 ini.

Jembatan dengan lebar 1,8 meter dan panjang 138 meter terdiri dari tiga bentang, perbaikannya menelan biaya Rp 3 miliar lebih, dibangun khusus untuk pejalan kaki dan sepeda motor. Namun dalam kondisi darurat, hanya mobil ambulans yang diperbolehkan melewati jembatan itu.

“Kecamatan Nusa Penida ini bagai “Telor Emas”-nya Bali, memiliki lima predikat sekaligus, yaitu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Kawasan Konservasi Perairan, Kawasa Pulau Terluar Indonesia, Desa Wisata Energi, dan sebagai wilayah pembibitan sapi Bali,” jelas Sudikerta memungkasi keterangannya.***ERICK A.M. 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *