PROVINSI Jawa Tengah sebagai hiterland Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dicatat sebagai daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dibanding rerata pertumbuhan perekonomian nasional. Pada triwulan perama tahu 2017, tercatat pertumbuhan sebesar 5,20% yang berarti di atas pertumbuhan nasional yang hanya 5,01%. Penyumbang utama pertumbuhan ini, diduduki oleh industri pengolahan (1,44%), ertanian (,25%) dan perdagangan (0,75%). Diprediksi, sampai akhir tahun akan dicapai tingkat pertumbuhan 5,7%, yang berarti masih diatas target nasional yang diperkirakan hanya akan mencapai 4,85% hingga 5,1%.
Fenomena seperti tersebut di atas, akan menjadi tantangan bagi pelbagai sektor usaha, termasuk bisnis kepelabuhanan agar tetap mampu mengikuti cepatnya pertumbuhan berbagai tantangan. Terkait dengan peran Pelindo III Cabang Tanjung Emas selaku penyedia jasa logistik, Agus Hermawan GM Pelindo III mengatakan kepada maritim.com: “Sesuai visi dan missi perusahaan, kami akan terus melakukan pengembangan maupun pembangunan berbagai penunjang usaha. Yang mendesak untuk segera dilakukan, antara lain improvemen dan revitalisasi lahan, peningkatan dan penambahan fasilitas serta peralatan”.
Agus menjelaskan, dengan mencermati kondisi internal dibanding dengan kebutuhan yang mendesak, maka fihaknya akan segera memanfaatkan beberapa lahan idle dengan luas sekitar 1.700 m2, yang nantinya akan dibangun untuk gudang kosolidasi/overbrengen yang pengoperasiannya dikerjasamakan dengan TPKS dan Badan Karantina. Halitu diharapakan bisa mengoptimalkan market share, antara lain dengan meningkatkan utilitas dermaga yang saat ini masih berada pada kisaran ekupansi 40%.
“Dalam rangka menjawab kebutuhan lahan, kami juga akan melakukan reklamasi untuk pengembangan terminal curah, di kawasan Kalibaru Barat seluas 22 hektar dengan anggaran Rp.150 miliar, yang akan berlanjut dengan reklamasi untuk keperluan serupa hingga dicapai lusan 82 hektar. Dalam pengmbangan tahap dua hingga akhir 2018, juga akan ilakuan perluasan lapangan penumpukan petikemas (CY, container yard) sebagai dukungan kebutuhan TPKS. Juga akan dilakukan pembangunan terminal penumpang” jelas Agus Hermawan yang memiiki segudang pengalaman mulai Staf Biro Hukum, sebagai pejabat struktural di Peabuhan Cabang Tanjung Intan Cilacap, dan sebelum menjadi GM Pelindo Tanjung Emas menjabat sebagai Deputi GM Pelindo Tanjung Perak.
Selain fokus menggerakkan usaha Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, cabang kelas I ini juga mendapat tugas mengelola Pelabuhan Kawasan Tegal, yang dalam beberapa tahun terakhir berada dalam kondisi pertumbuhan negatip. Padahal menurut kajian pakar kepelabuhanan, Kawasan Tegal memilikipotnsi cukup besar, tetapi menghadapi kendala cukup serius, hingga pendapatannya tak cukup untuk menggaji pegawai. Kendala tersebut selain disebaban faktor pendangkalan secara alamiah, juga karena pemilik barang memilih untuk mengirimkan barang lewat Tanjung Emas yang didukung pelayanan petikemas.
“Ini ironis, karena Pelabuhan Tegal berada di tengah lingkungan industri yang cukup berkembang. Lewat analisis secara komprehensip, Managemen Pelindo III memutuskan untuk mengubah strategi bsnis Pelabuhan Tegal.Kedepan, meskipun teta berstatus sebagai pelabuhan umum, tetapi akan dipertajam fungsinya sebagai pusat pelayanan perikanan modern” tutur Agus Hermawan.
Kondisi eksisting Pelabuhan Kawasan Tegal saat ini, memiliki dermaga sepanjan 492 meter dan 4 unit tambatan, dengan kedalaman kolam -4 meter LWS dan alur -4 meter LWS. Rencana pengembangannya, meliputi: peningkatan dermaga dengan kolam -7 meter LWS; pembangunan Tempat Peelangan Ikan yang menerapkan Standard Hzard Analisys Critical Control Point (HACCP), Sistem dranage limbah dan instaasi Peralatan Air Limbah (IPAL) yang trinegrasi; Air bersih dan listrik yang memadai; Fasilitas freezing dan cold storage building; Lapangan penumpukan freefer container; Zona industri pengolahan ikan; Fasiitas Pelayanan Satu Atap (PPSA); Pasar ikan modern dilengkapi tempat penyimpanan ikan hidup (Live Fish Sorage) dan Ketersedian fasilitas inter mode untuk kereta api.
Senyampang rencana pembangunan Pelabuhan Tegal dalam rintisan, tampaknya Pelindo III Cabang Tanjuny Emas juga bakal mendapat tugas baru, terkait dengan keinginan Direksi untuk juga mengelola Pelabuhan Kendal. Hal itu tercermin dari kunjungan I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputera Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) ke Pelabuhan Kendal, dan berminat segera mengembangkannya untuk mendukung arus peti kemas yang masuk maupun keluar dari Jawa Tengah.
“Setelah Tanjung Perak, saya melihat Tanjung Emas sangat potensial untuk dikembangkan karena arus keluar masuk barang mulai ramai, dalam hal ini termasuk Pelabuhan Kendal yang akan kami kembangkan,” kata Dirut Pelindo III yang biasa disapa dengan panggilan Ari itu.
Ia mengatakan saat ini Pelindo III sudah melakukan penjajakan dengan Pemerintah Kabupaten Kendal dan sejauh ini Pemkab Kendal memberikan respon yang baik.Menurutnya untuk bisnis pelabuhan, maka deraga da lapanan penumpukan tidak boleh sampai terlalu penuh. Kalau okupansi di satu pelabuhan sudah mulai penuh arus keluar masuk barang maupun penumpang, maka harus mengembangkan ke terminal lain, di antaranya melalui upaya reklamasi dan pengembangan pelabuhan lain.
Padakesempatan itu, Mohammad Iqbal Direktur Komersial dan Operasional PT Pelindo III mengatakan nantinya akan ada sinergi antara Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan Pelabuhan Kendal. Sinergi yang baik perlu dibangun, mengingat di Kendal maupun Semarang pertumbuhan industrinya sama-sama bagus. Di Kendal terdapat Kawasan Industri Kendal. Mengenai pengembangan dermaga di Pelabuhan Kendal, menurut Iqbal, saat ini sedang dalam tahap pendalaman kolam dan perpanjangan dermaga, karena pada saat ini
kapasitasnya baru bisa sandar untuk satu kapal. Ke depan dengan adanya pengembangan ini diharap bisa untuk sandar 3-4 kapal. Sedang untuk lapangan penumpukan, nantinya pada tahap awal direncanakan bisa untuk kapasitas hingga 100.000 TEU’s. Iqbal menambahkan walau belum seperti Pelabuhan Tanjung Emas yang memiliki kapasitas hingga 600.000 TEU’s, namun pengembangan akan terus dilakukan.
“Sifatnya fleksibel, kalau industri berkembang kan pelabuhan juga harus berkembang. Rencananya untuk tahap awal bisa dikerjakan dalam waktu dua tahun” ujar Mohammad Iqbal memungkasi pejelasannya. ***ERICK A.M..