BERBAGAI ragam kesenian, digelar Pemkab Banyuwangi dan masyarakat dalam rangka menyambut wisatawan yang berlibur Lebaran di kabupaten yang berlokasi di paling timur Pulau Jawa itu. Beragam atraksi yang digelar, antara lain berupa tradisi “Barong Ider Bumi”, “Seblang Olehsari”, hingga “Puter Kayun”yan keseluruhnnya menyuguhkan kesan mistis. Jelang Lebaran alu, Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi mengatakan: “Kami memiliki agenda wisata bertajuk Banyuwangi Festival (B-Fest) yang dihelat sepanjang tahun, agar wisatawan bisa menikmati beragam atraksi kapan pun mereka berlibur di Banyuwangi. Termasuk, saat menghabiskan Lebaran di sini”.
Anas sebutkan salah satu tradisi, “Barong Ider Bumi” digelar di hari kedua Lebaran. Tradisi yang tahun ini digelar 26 Juni, menyuguhkan keunikan ritual bersih desa dilakukan masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, sebagai tolak bala desa tersebut. Ungkap Bupati: “Menteri Pariwisata Arief Yahya hadir meramaikan tradisi ini. Beliau keliling Desa Kemiren naik kuda diiringi Barong khas Suku Using. Setelah keliling, bersama warga desa dan wisatawan ikut dalam kenduri dengan hidangan kuliner khas Osing ‘pecel pitik’ bakaran ayam kampung yang ditaburi parutn kelapa”.
Selain itu, khusus bagi para perantau asal Banyuwangi, Anas siapkan acara, diaspora Banyuwangi yang dihadiri para pemudik asal Banyuwangi yang tersebar di seluruh dunia, pada 27 Juni pukul 09.00. Perantau mendapat suguhan sangat spesial berupa beragam atraksi seni dan kuliner khas Banyuwangi, guna menguatkan ikatan persaudaraan, karena mereka meruakan ‘duta besar’ Banyuwangi bagi dunia luar. Menurut Anas wisatawan kini kian mudah berkunjung ke Banyuwangi,karena saat ini telah ada penerbangan langsung rute Jakarta – Banyuwangi setiap hari. Selain itu, terdapat penerbangan melayani rute Surabaya – Banyuwangi tiga kali dalam sehari. Ujar Bupati: “Unuk berkujungke Banyuwangi, kini lebih banyak pilihan, mau terbang dari Jakarta atau Surabaya. Apalagi, sekarang fasilitas untuk wisatawan kian lengkap, denan adanya homestay sampai hotel bintang empat”.
Sementara itu, Yanuarto Bramuda Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata menambahkan masih ada dua tradisi lain seputar Lebaran. Yakni Seblang Olehsari dan Puter Kayun. Seblang adalah ritual ungkapan rasa syukur atas keselamatan desa dalam bentuk gadis belia yang menari dalam kondisi kerasukan (intrance) arwah leluhur. Prosesi ritual adat ini akan digelar di Desa Olehsari Kecamatan Glagah selama 7 hari berturut turut, mulai Jumat (30/6) hingga Kamis, 6 Juli 2017. Setiap hari, ritual dimulai pukul 14.00 WIB dan berakhir menjelang Maghrib.
Pungkas Bramuda: ” Tradisi Puter Kayun dilakukan warga Boyolangu, dengan menaiki delman hias menuju obyek wisata Pantai Watu Dodol, untuk menyelenggarakan selamatan dan makan bersama di sepanjang pantai, sebagai ungkapan syukur atas limpahan rezeki. Di kesempatan itu, tokoh adat menaburkan berbagai bunga ke laut, berbagai penghormatan terhadap para leluhur”. ***ERICK A.M.