MINIMNYA sertifikasi sumber daya manusia (SDM) pariwisata, jadi hambatan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di industri pariwisata dunia.Padahal, Indonesia perlu ribuan tenaga profesional bersertifikasi melayani kunjungan wisman yang terus tumbuh tiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman pada Januari-Juli 2017 sebanyak 7,78 juta atau 52% dari target yang ditetapkan tahun ini 15 juta. Sang Putu Subaya, Ketua Umum Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) ungkapkan peningkatan daya saing, terutama pemandu wisata, yang cukup penting menunjang industri pariwisata.
“Industri pariwisata sudah ditunjuk sebagai salah satu kontributor utamaekonomi Indonesia. Peningkatan daya saing itu bisa dilakukan dengan sertifikasi dan lisensi” jelasnya.
Dalam pekiraan HPI jumlah pemandu wisata yang ada di Indonesia mencapai 13.650 orang, yang diproyeksikan bisa terus bertambah seiring dengan upaya pembaruan data yang saat ini dilakukan oleh asosiasi. Dari jumlah tersebut, pemandu wisata yang sudah memilikisertifikasi sekitar 8.000 orang. Guna mendorong peningkatan pemandu wisata tersertifikasi, pihaknya terus bekerjasama dengan institusi pendidikan pariwisata.
“Saat ini, kami sedang melakukan rapat koordinasi untuk menentukan standarisasi kurikulum di insitusi pendidikan pariwisata. Hasilnya akan diserahkan kepada pemerintah, dan selanjutnya akan dibagikan ke seluruh sekolah tinggi pariwisata” ujar Subaya.
Di sisi lain, mencermati kian banyaknya jumlah kapal-kapal pengangkut wisman serta besarnya minat pemuda-pemudi Bali untuk bekerja di kapal pesiar intenasional, maka Bali berancang-ancang akan mengirimkan sebanyak 5.000 orang tenaga kerja kapal pesiar dalam tempo lima tahun ke depan. I Ketut Sudikerta Wakil Gubernur Bali sampaikan bahwa Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan ESDM Pemprov Bali akan berikan pelatihan bagi 1.000 calon tenaga kerja kapal pesiar setiap tahunnya, mulai pelatihan, biaya pesiar dan visanya.
“Target setiap tahun akan diberangkatkan 1.900 tenaga kerja yang siap bekerja di kapal pesiar. Program ini akan dimulai pada 2018 dan target kami dalam waktu 5 tahun terdapat 5.000 tenaga kerja yang di berangkatkan kapal pesiar,” tuturnya.
Sudikerta berharap para generasi muda di Bali khususnya yang duduk di bangku SMA /SMK agar mempersiapkan diri dan memupuk semangat belajar yang tinggi mulai sejak dini. Nantinya para tenaga kerja yang dikirim ke kapal pesiar ini diharapkan memiliki kualitas yang baik dan bisa bersaing di dunia internasional. Saat ini jumlah pekerja kapal pesiar asal Bali diperkirakan mencapai 13.000 orang, tersebar di berbagai maskapai pelayaran yang mengoperasikan kapal pesiar berbasis di Amerika Serikat dan Eropa. ***ADIT/Dps/Maritim