KENDATI Made Mangku Pastika Gubernur Bali telah mewanti-wanti agar warga Pulau Dewata jangan terjebak pada berita-beita hoax perihal aktivitas mutakhir Gunung Agung, tetapi hampir setiap saat ada saja kabar-kabar kabur yang tak jelas sumbernya, tetapi tetap juga menimbulkan kecemasan. Seperti yang terjadi akhirpekan lalu, ketika beredar rumor bahwa asap yang keluar di puncak Gunung Agung telah berubah dari putih ke abu-abu yang konon mengandung muatan debu. Terkait hal itu, Gede Suantika Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan bahwa “perubahan” warna asap (solfatara) abu-abu di kawah Gunung Agung merupakan akibat efek pembiasan cahaya pada pagi hari.
“Saya tegaskan asap yang keluar dari kawah Gunung Agung masih berwarna putih dan belum berwarna abu-abu” ujar Gede Suantika saat dikonfirmasi di Pos Pengamatan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Sabtu. Gunung Agung yang berada pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut itu belum mengeluarkan abu vulkanik.
Kami terus memantau dan sampai saat ini tidak ada perubahan warna asap” jelas Gede.
Menurutnya, hingga saat ini status Gunung Agung masih awas atau level IV dan pihaknya tetap memberi informasi kepada masyatakat agar tidak mendaki gunung ataupun masuk ke kawasan rawan bencana (KRB) wilayah setempat, karena Gunung Agung masih kritis. Masyarakat dan wisatawan diharap tak masuk ke dalam radius awas ini.
Sementara itu, Devy Kamil Syahbana Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur mengatakan asap yang keluar dari kawah Gunung Agung masih dominan berwarna putih. Terngnya: “Warna asap Gunung Agung menunjukkan kian banyaknya gas yang kelaur dari kawah. Apabila gas ini keluar terus, maka biasanya tekananya sedikit menurun. Tetapi, bukan habis, karena gempa yang terjadi masih cukup tinggi. Aktivitas kegempaan Gunung Agung belum mengalami penurunan, dan tercatat Jumat (6/10) akifitas kegempaan terjadi hingga 700 lebih dengan rincian gempa vulkanik dalam terjadi sebanyak 601 kali, vulkanik dangkal (350 kali), tektonil lokal (72 kali) dan tektonik jauh dua kali”.
Pada kesempatan terpisah, Arief Yahya Menteri Pariwisata mengatakan sebagai akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung pembatalan wisatawan yang ingin berlibur ke Bali sudah terjadi dengan perkiraan sekitar 20-30% , atau sekitar 60.000 wisman, Ungkapnya:
“Untuk kunjungan wisman, sudah ada cancellation yang jumlah persisnya tak ada yang tahu tapi kira-kira 20-30%. Setiap hari ada sekitar 15.000 wisman yang datang ke Bali dengan long stay rerata empat hari. Dengan tahu seperti itu saya sudah harus bicara mitigasi antisipasi, andai Gunung Agung meletus”.
Di sisi lain dapat dikemukakan, hingga Agustus 2017, kunjungan wisman ke Bali baru mencapai 4 juta orang atau 72% dari target sampai akhir tahun 2017. Anak Agung Gede Yuniartha Putra Kepala Dinas Pariwisata Bali mengatakan, pihaknya masih memiliki sisa waktu 4 bulan untuk merealisasikan target ini. Dia optimistis, target kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 5,5 juta orang tahun ini akan dapat tercapai walaupun sedang ada bencana Gunung Agung. Ujarnya Rabu lalu: “Kita sudah berusaha melakukan semaksimal mungkin, dan kita harus optimis dengan cara memberitakan yang riil mengenai bencana ini”.
Kata Kadispar Bali, seusai bertemu 35 Konsulat Jenderal negara-negara sahabat di Bali, mereka dapat pahami bahwa keadaan Pulau Dewata aman tidak seperti pemberitaan di media. Menurutnya, konsulat jenderal dunia tersebut paham mana berita hoax mengenai Gunung Agung dan mana yang bukan. Mereka pun berpesan agar Bali terus memberitakan hal riil mengenai kondisi Gunung Agung hingga turis yang akan berkunjung ke pulau dewata dapat berwisata dengan aman.
“Dia ingin kita memberitakan hal yang riil pada dunia dan menyebarkan mengenai realita Gunung Agung. Akibat berita bohong mengenai Gunung Agung, sebanyak 70.000 wisatawan pada Oktober 2017 telah membatalkan kunjungan ke Bali. Biasanya, dalam tiap bulan, rerata ada sebanyak 500.000 wisatawan yang mengunjungi Bali dan tinggal di hotel-hotel berbintang di pulau ini. Namun, semenjak ada berita bencana Gunung Agung, 20% atau sebanyak 70.000 wisatawan yang telah memesan hotel di Bali memberi konfirmasi pembatalan kunjungannya” pungkas Agung Yuni . ***ERICK A.M.