GUNA meningkatkan pelayanan prima bagi pelanggannya, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III menambah kekuatan alat produksinya berupa delapan unit Harbour Mobile Crane (HMC). Pengadaan delapan unit HMC dilakukan oleh PT Berlian Jasa Termnal Indonesia (BJTI Port) anak usaha Pelindo III, yang didatangkan dari Jerman dan diangkut dalam keadaan terpisah (Completely Knock Down- CKD) berupa sparepart/bagian untuk dirakit kembali di lokasi tujuan. Dari delapan HMC tersebut empat unit berkapasitas 100 ton dan empat lainnya berkapasitas 125 ton.
Putut Sri Muljanto Dirut BJTI Port, menjelaskan bahwa tiga unit HMC sudah datang di Pelabuhan Tanjung Perak, sedang tiga unit akan datang pada Desember 2017 dan dua unit lainnya akan datang pada Februari 2018. Jelasnya: “Saat ini dua unit sudah siap dioperasikan di wilayah kerja kami dan satu unit lagi siap dioperasikan di Desember 2017. Untuk itu hari ini dilakukan pengoperasian HMC guna mengetahui sistem kerja dan olah gerak alat bongkar muat yang baru ini”.
Dijelaskan pula, bahwa selain meningkatkan produktivitas bongkar muat petikemas di Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak, penambahan alat itu juga dimaksud untuk mengoptimalkan fasilitas dan peralatan bongkar muat sendiri sebagai upaya pengembangan secara bertahap, guna meningkatkan pelayanan dan percepatan produksi serta arus barang.
“Semua usaha tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa dan kami berharap penambahan alat bongkar muat tersebut dapat meningkatkan layanan petikemas domestiK agar makin efisien dan efektif,” tutur Putut.
Sementara itu, Pelindo III juga melakukan penyerahan empat kapal tunda ke PT Pelindo Marine Service selaku anak usahanya dalam bidang ship services. Empat unit kapal tunda (KT) itu adalah KT “Jayanegara 401” dengan kapasitas 2 x 2400 Horse Power (HP) dengan Bollard Pull 60 ton; KT “Jayanegara 301” kapasitas 2 x 1500 HP/Bollard Pull 35 ton; KT “Jayanegara 308” kapasitas 2 x 1800 HP/Bollard Pull 40 ton; dan KT “Jayanegara 309” kapasitas 2 x 1800 HP/Bollard Pull 40 ton. Setelah penyerahan akan dilakukan pengenalan spesifikasi fitur-fitur dan mekanisme perawatan dari pembuat kepada pengguna. I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra CEO Pelindo III mengatakan bahwa pengenalan bertujuan untuk transfer knowledge dari pembuat kapal ke petugas yang mengoperasikan.
KT “Jayanegara” dilengkapi dengan teknologi terbaru di kelasnya, menggunakan notasi klas Unattended Machinery Space (UMS) yang memudahkan kru kapal memonitor kondisi permesinan, hingga dapat mengurangi jumlah awak kapal tunda dari yang biasanya 7 orang menjadi 4 orang. Jelas Ari Ashkara: “Kalau kapal tunda konvensional biasanya ada kru permesinan yang harus siap sedia di ruang mesin, jumlahnya bisa 3 atau 4 orang, di KT Jayanegara fungsi kru mesin digantikan dengan sistem yang ada di UMS itu”.
Diharapkan, keberadaan KT “Jayanegara” akan membantu operasional beberapa kapal tunda terdahulu, yakni kapal tunda seri Bima, Anggada, Anoman, dan Subali. Ari Askhara menambahkan teknologi pada kapal-kapal tunda tersebut, apabila dibandingkan dengan teknologi mutakhir yang diterapkan di KT “Jayanegara”, sudah jauh tertinggal, hingga sering berimbas pada availability kapal tunda, didalam memberi pelayanan jasa kepelabuhanan di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola Pelindo III.***AYUDHIA/Sub/Mritim