TAGLINE Kota INDAMARDI (Industri-Perdagangan-Maritim dan Pendidikan untuk Surabaya,kedengarannya kian sayup nyaris tak terdengar, karena tertimpa oleh jargon lain yang mungkin dinilai lebih seksi. Halini tampak tak beda dengan kian lunturnya semangat pembangunan wilayah terpadu GERBANGKERTOSUSILA (Gersik-Bangkalan-Mojokerto–Surabaya-Sidoarjo-Lamongan).Namun, Pemerintah Kota Surabaya tetap mempersiapkan diri untuk menjadi penghubung utama perdagangan bagi Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Seirama dengan itu, Eko Agus Supiyadi Kepala Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota Surabaya,um’at lalu berucap: “Dalam keinginan kami, setelah ada kegiatan bongkar muat di pelabuhan, para pelaku bisnis akan transitkan dulu barang logsitiknya di gudang Surabaya. Lalu baru didistribusikan ke daerah dengan jalur darat atau mengapalkan kembali untuk dikirim ke luar Jawa,utamanya ke KTI”.
Menurutnya, untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten dan Provnsi (Pemkab/Pemprov) mesti menyiapkan infrastuktur jalan, sarana pergudangan, dan pelabuhan untuk menjalankan fungsi sebagai kota/pelabuhan hub penghubung perdagangan bagi KTI.
“Saat ini meman sudah dimulai persiapan, tetapi caaiannya baru sekitar 15% dari total kebutuhan, terkait infrastruktur, dan penyediaan fasilitas” jelas Eko.
Di Surabaya, menurut dia, saat ini sudah ada pergudangan yang dikelola oleh swasta seperti yang ada di kawasan Margomulyo, dan Kalianak. Namun pergudangan itu umumnya masih relatif sepi hingga lebih banyak dimanfaatkan sebagai tempat parkir kendaraan besar. Sedangkan yang berkenaan dengan penyiapan jalan, Pemkot Surabaya masih berupaya mempercepat pembangunan jalan lingkar luar barat.
“Untuk percepatan konektivitas, kami juga akan membangun jalur kereta api yang menghubungkan antara pelabuhan dan juga bandara, dengan tujuan agar arus barang lancar, hingga biaya jadi murah” pungkasnya. ***AYUDHIA/Sub/Maritim