ERUPSI GUNUNG AGUNG BATALKAN 29 PENERBANGAN

Karangsem, Bali – Maritim.

SEJAK erupsi freatik pertama (25/11/2017 – 17:30 WITA)  dengan ketinggian 1.500 meter dari puncak kawah, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, terus mengalami erupsi beruntun. Kemudian 26/11/2017 – 05.05 WITA terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang, mencapai 2.000 meter, disusul jam 05.45 WITA ketinggian mencapai 3.000 meter. Pada 26/11/2017 – 06:20 WITA tinggi erupsi mencapai 3.000- 4.000 meter dari puncak, mengarah tenggara berkecepatan 18 km per jam. Analisis sebaran abu vulkanik dari satelit Himawari BMKG menunjukkan sebaran abu mengarah timur hingga tenggara menuju ke daerah Lombok. Sifat dan arah sebaran abu vulkanik tergantung dari arah angin. Dengan terjdinya fenomena itu, PVMB terus menerus laporkan perkembangan erupsi kepada Posko BNPB dan juga kepada masyarakat.

Akibat hembusan abu vulkanik Gunung Agung, sebanyak 6 maskapai penerbangan asing dan domestik membatalkan penerbangan dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sesuai data Angkasa Pura I Ngurah Rai, hingga Minggu (26/11/2017- 15.30 WITA), sebanyak 2.070 penumpang gagal terbang akibat pembatalan 19 penerbangan rute domestik maupun internasional.

Rinciannya, maskapai Indonesia Air Asia dan Indonesia Air Asia Exta sebanyak 9 penerbangan tujuan Singapura, Narita, dan Kuala Lumpur. Maskapai Malaysia Air Asia satu penerbangan rute Kuala Lumpur, Jetstar satu rute ke Perth, Virgin dua penerbangan menuju Sydney dan Brisbane. Juga ada Cathay Pacific dan Cathay Dragon, Thai Lion Air, dan Garuda Indonesia sebanyak 5 rute penerbangan domestik dari/ke Lombok serta Labuan Bajo. Selain pembatalan penerbangan, sebaran abu vulkanik juga memicu keterlambatan kedatangan /pemberangkan di bandara Ngurah Rai. Arie Ahsannurohim Kahumas Bandara Ngurah Rai menyatakan bandara tetap beroperasi normal, namun diprediksi kunjungan wisman ke Bali akan mengalami penurunan antara 10-20%, utamanya terdiri wisatawan asal Australia.

Sebagai antisipasi sebaran abu vulkanik di area jalur penerbangan, telah dilakukan ploting area oleh Airnav Indonesia, dan dikoordinasikan penyediaan bus untuk ke moda lain yang terdekat (Terminal Ubung). Sedang untuk Bandara Lombok (LOP) jika secara langsung terdampak abu vulkanik dibuktikan dengan Paper Test Positif dan data dari VAAC Darwin, area Bandara LOP tertutup sebaran VA menggunakan ploting area, maka Bandara LOP akan ditutup dengan jalankan Standart Operation Procedure (SOP) masing-masing operator.

Dari Bandara Internasional Lombok, didapat konfirmasi terhitung sejak 26/11/2017, mengacu ke Notam B-8868/17, sebanyak16 penerbangan telah dibatalkan. Rinciannya: lima penerbangan Garuda Idonesia tujuan Surabaya, Bima, Makassar dan Jakarta (2 flight); Satu Citilink tujuan Surabaya; Tiga Lion Air tujuan Surabaya,Bandung dan Jakarta;  Satu Wing Air  tujuan Denpasar; Satu Batik Air tujuan Jakarta; Dua Air Asia tujuan Kuala Lumpur, serta satu Silk Air tujuan Singapura. Sementara itu delapan penerbangan dari Juanda Surabaya menuju Lombok oleh Lion Air (2 flight) dan Garuda (6 flight) juga dibatalkan.

PVMBG telah mengeluarkan peringatan penerbangan (VONA, Volcano Observatory Notice for Aviation) dinaikkannya status kewaspadaan andara dari Orange menjadi Red. Jelas Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam siara persnya: “Status Gunung Agung masih “Siaga” (level 3) dengan rekomendasi di dalam radius 6-7,5 km dari puncak kawah harus tidak ada aktivitas. Masyatakat yang masih ada di dalam radius berbahaya dminta segera mengungsi dengan tertib”.

Meskipun terjadi erupsi beruntun tetapi tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik. Jumlah gempa vulkanik dangkal sebanyak 5 kali, gempa vulkanik dalam 4 kali, dan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-2 mm (dominan 1 mm). Tidak ada lonjakan kegempaan. Hujan abu dilaporkan terjadi di Desa-desa Duda Utara, Duda Timur, Pempetan, Besakih, Sideman, Tirta Abang, Sebudi, di Karangasem serta Amerta Bhuana di Klungkung. Juga terjadi di beberapa desa di Gianyar.

Kejadian terbaru dar rentetan erupsi Gunung Agung, pada Minggu malam antara jam 20.00-21.00 WITA, terjadi dentuman cukup besar yang terdengan ingga jara 12 km, sampai ke Kecamatan Rendang. Trkait hal tersebut, I Gede Suantika Kepala Bidang Mitigasi PVMBG menyatakan: “Dentuman berkekuatan hingga 20 Hertz cukup jelas terekam di peralatan kami. Penjelasannya, saat abu keluar ternyata lubang magma masih sempit.Maka, akibat terjadinya gesekan material di celahkawah,tea menimbulkan suara dentuman cukup keras. Halserupajuga berlangsung pada jelang letusan Gunung Agung di tahun 1063 dulu yan diawali dengan letusan pembukaan seperti itu. Apakah hal ini mrupakan gejala menuju ke letusan besar, kita lihat saja sampai satu bulan ke depan ”.

Menurut Gede Suantina, letusan atau erupsi Gunung Agung yang terjadi Sabtu sore hingga Minggu malam (25-26/11/2017) dipastikan tipe magmatik yang ditandai keluarnya lava pijar dari kawah. Erupsi yang terjadi masih bersifat efusif (letusan gunung berapi yang terjadi secara perlahan atau tidak ekplosif) dan diprediksi masih akan terjadi letusan susulan. Munculnya sinar merah dari kawah, mengindikasikan telah keluar lava pijar. Karena letusan masih bersifat efusif, lava yang keluar dari perut gunung ini masih memenuhi lubang kawah dan belum meleleh keluar. Dengan keluarnya lava pijar, dapat dipastikan letusan kedua ini merupakan tipe letusan magmatik. ***ERICK A.M.

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *