JUMLAH kapal yang beroperasi di jalur penyeberangan Selat Sunda dinilai terlalu banyak, tidak sebanding dengan kapasitas dermaga di pelabuhan tersebut. Khoiri Sutomo, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan (Gapasdap), mengatakan jumlah kapal yang beroperasi di rute Merak, Banten-Bakauheni, Lampung sebanyak 68 unit. Sedangkan jumlah dermaga yang siap dipakai hanya 6 pasang. Dengan kondisi tak seimbangnya antara jumlah kapal dengan fsilitas dermaga, akibatnya waktu operasi riil kapal per bulan hanya 12 hari.
“Padahal secara teknis, idealnya sepasang dermaga hanya digunakan untuk melayani lima kapal, ditambah satu kapal cadangan. Berarti untuk tiap dermaga hanya digunakan enam kapal. Bila dikalikan enam, maka idealnya hanya untuk 36 kapal saja” jelas Khoiri.
Dalam perencanaan, PT ASDP Indonesia Ferry selaku operator pada tahun 2018 mendatang akan membangun satu pasang dermaga lagi. Diperkirakan dermaga 7 tersebut akan rampung pada 2019. Dengan demikian akan terjadi penambahan untuk menampung 6 kapal baru lagi. Namun menurut Ketua Gapasdap, dermaga baru itu tetap tidak sebanding dengan jumlah kapal saat ini. Apalagi tahun depan, pemerintah juga akan menambah 14 izin baru lagi. Ujar Khoiri: “Dengan akan adanya sejumlah tambahan kapal baru, waktu operasi riil justru akan menjadi hanya 8 hari per bulan. Karena saat ini jumlah dermaga yang siap pakai ada 6 pasang dermaga saja”.
Berdasar waktu operasional yang singkat tersebut, maka para pengusaha angkutan penyeberangan akan merugi. Penyebabnya ialah terjadinya pemborosan dari sisi bahan bakar dan sumber daya manusia. Khoiri Sutomo menerangkan, angkutan feri merupakan moda transportasi yang unik, karena sekalipun tidak beroperasi tetap membutuhkan biaya operasional. Biaya tersebut untuk menghidupkan genset dan operasional anak buah kapal. Ditambah lagi dengan perawatan docking yang dihitung berdasarkan tahun kalender dan bukan jam operasi.
“Kami berharap agar sebelum mengeluarkan izin baru, pemerintah menyiapkan infrastruktur pelabuhan terlebih. Dengan demikian kapal-kapal bisa dioperasikan dengan efektif dan efisien” ungkap Khoiri pula.
Sebelumnya, Sugihardjo Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan mengatakan, seiring dengan batalnya pembangunan jembatan di Selat Sunda, maka penyeberangan di lintasan tersebut akan dioptimalkan. Rencananya akan dibangun satu pasang dermaga lagi. Jumlah 7 pasang dermaga diprediksi akan dapat melayani jumlah penumpang hingga tahun 2032. Selain itu, kolam dermaga yang ada sekarang juga akan diperdalam agar kapal-kapal yang berbobot besar akan dapat sandar dengan aman.***ERICK A.M.