UMUMNYA, orang akan marah kalau dirinya dianggap gila.Namun tidak demikian dengan Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan (Men KP). Karakternya yang “cuek bebek” ini, bisa muncul di mana saja dan pada waktu yang tak terduga. Saat jadi pembicara di acara talk show rangkaian Lustrum XII SMAN 1 Yogyakarta do Yogya Expo Center (YEC) Jum’at (15/12/2017) lalu, Men KP mengatakan bahwa dari sekian banyak para alumni yang hadir, dirinya jadi satu-satunya yang tidak lulus. Namun, menteri kelahiran Pangandaran ini katakan, jalan hidup manusia ditentukan Tuhan. Ungkapnya: “Mohon maaf, dari semua alumni yang hadir di sini, mungkin hanya saya sendiri yang tak lulus”.
Di hadapan ribuan alumni dan siswa, Susi jelaskan, perjalanan hidup seseorang tidak pernah ada yang tahu. Sebab, hanya Tuhan yang menentukan. Ucapnya, yang dsambut tepuk tanan riuh alumni, guru dan siswa: “Perjalanan hidup seseorang, kadang-kadang ada hal yang kita tidak tahu, karena semuaTuhan yang menentukan”.
Lebih lanjut, Susi mengatakan bahwa hingga kini, dirinya masih bertanya-tanya kenapa Presiden Joko Widodo memilihnya jadi Menteri Perikanan dan Kelautan. Pada hal dirinya bukan sarjana dan bahkan tidak lulus SMA.
“Mengapa Presiden menugasi saya jadi menteri? Dari mana Presiden mengetahui tentang saya ? Ternyata Presiden Joko Widodo selalu bilang kalau mendapatkan informasi dari Google. Pada waktu ngobrol, saya bilang: Bapak Presiden tahu atau tidak kalau saya ini dianggap agak gila? Namun Presiden jawab: justru negeri ini butuh orang gila!” tutur Susi.
Setelah mendengar jawaban Presiden, maka Susi Pudjiastuti langsung bersedia menerima tanggung jawab sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia. Imbuhnya: “Akhirnya dengan segala rasa hormat dan syukur yang luar biasa, saya ambil tanggung jawab yang diberikan Bapak Jokowi”.
Memungkasi paparan kepada siswa-siswi SMAN 1 Yogyakarta, Susi berpesan agar nau dan dapat mandiri. Untuk itu, Men KP memberi “resep”: bebaskan diri dari hal-hal yang membelenggu. Jika tidak, nantinya akan muncul keraguan dan batasan-batasan, hingga apa yang dilakukan hanya berjalan di tempat. Pesannya: “Mau bekerja, mau belajar, mau apa kalau pikiran tidak bebas, maka tidak akan kemana-mana. Karena itu, bebaskan fikiran, buka pikiran, lihat sekeliling, jika ada yang menarik coba lihat dan pikirkan, kalau suka , lakukan, itulah prinsip yang jadi pegangan saya”. ***ERICK A.M.