PEMERINTAH Kabupaten Banyuwangi terus mempercepat aksesibilitas dari dan ke wilayahnya. Setelah usai menata modatransportasi udara, menyongsong tahun baru 2018 lalu dilakukan pengoperasian Kapal Cepat “Marina Srikandi” yang menghubungkan rute Banyuwangi-Denpasar – Lombok pergi pulang yang mulai operasi pada 30 Desember 2017. Dengan menggunakan kapal ini, wisatawan hanya perlu 2 jam waktu pelayaran 2 jam dari Dermaga Kedonganan, Denpasar menuju Dermaga Pantai Boom Banyuwangi. Jika lewat jalur darat, rute itu biasanya ditempuh sekitar lima-enam jam melalui gabungan jalur darat dan penyeberangan dengan kapal feri.
Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi mengatakan, kapal cepat ini akan menjadi moda alternatif bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Banyuwangi. Ujarnya pada awak media termasuk maritim: “Dalam konteks pemasaran, kita tidak akan mungkin melepaskan diri dari Bali dan Lombok. Khususnya Bali, ini harus kita manfaatkan karena di sana pasar utama wisatawan mancanegara (wisman). Hampir 5 juta wisman datang ke sana tiap tahun. Dan itu sebagian dari pengunjung Bali harus kita tarik untuk singgah ke Banyuwangi. Dengan adanya kapal cepat ini diharapakan lebih memudahkan pemasaran Banyuwangi ke para turis yang ada di Bali maupun Lombok”.
Dalam pada itu, Mulyono Sugito Direktur “Marina Srikandi”, saat uji coba pelayaran pertama mengatakan: “Sebagai tahap awal, dibuka satu kali trip Banyuwangi-Bali dengan kapal menginap di Banyuwangi. Edepan nati, akan kami buka dua kali trip seiring dengan pertumbuhan pasar ke depan,” ujarnya.
Ia juga mengaku optimis karena kapal tersebut terkoneksi langsung dengan Lombok yang secara otomatis akan meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Banyuwangi juga menjaring wisatawan domestik. Mulyono menambahkan, kapal cepat ini berkapasitas 145 orang dengan panjang 21,84 meter dan lebar 6,30 meter.
Sementara itu Edi Sunyoto Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran Luar Negeri, Asosiasi Tour and Travel Indonesia (Asita) Edi Sunyoto mengatakan, kapal cepat tersebut bakal memudahkan akses wisman dari Bali ke Banyuwangi dan sebaliknya. Selama ini, menurut Edi, Bali telah mengirim limpahan turis tidak kurang dari 10.000 orang per hari ke Lombok. Dengan potensi wisata yang ada di Banyuwangi dan didukung adanya kapal cepat, dia optimistis, hal yang sama juga bisa terjadi pada Banyuwangi.
“Apalagi nanti ada forum International Monetary und (IMF) dan World Bank Annual Meeting di Bali pada Oktober tahun ini yang dperkirakan akan terdapat 20.000 peserta dari seluruh dunia, kalau terdapat seribu oang saja yang berwisata di Banyuwangi, akan menjadi promosi pariwisata yang sangat baik bagi kabupaen yang berada di ujung timur Pulau Jawa dan berbatasan selat dengan Pulau Dewata ini” ujar Edi.***AYUDHIA/Sub/Maritim.