TERHITUNG sejak Sabtu (27/1/2018) malam, angin kencang dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia yang berlokasi di sisi selata gaiskatuistiwa. Mulai dari Kupang di NTT, Bima dan Mataram di NTB, Padangbai dan Denpasar Bali, Banyuwangi hingga Cilacap Jatim/ Jateng, serta Jakarta dan sekitarnya, merasakan hujan dan angin dengan berkecepatan yang cukup tinggi.
Menurut rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang didapat Maritim diKupang, menyebut kecepatan angin beberapa hari memang terpantau cukup tinggi. Angin kencang tersebut, dipicu karena terjadinya selisih tekanan udara antara daratan Asia dan daratan Australia.
“Hal ini tidak lepas dari pengaruh posisi gerak semu tahunan matahari yang saat ini berada di selatan ekuator, hingga mengakibatkan bumi bagian selatan ekuator jadi lebih panas dan tekanannya (pressure) relatif lebih rendah dibanding bumi bagian utara ekuator,” jelas BMKG dalam keterangan tertulis Minggu (28/1/2018).
Masih menurut BMKG, saat ini nilai tekanan udara pada level permukaan laut (mean sea level pressure) di dataran tinggi Siberian sekitar 1030 –1034 hPa. Sedang tekanan udara di Australia mencapai 998 hPa. Mengingat sifat dari udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang lebih rendah, hingga selisih tekanan sekitar 36 hPa ini cukup signifikan untuk memicu pergerakan massa udara dari Asia menuju wilayah Indonesia yang cukup kuat.
Kondisi tersebut diperkuat dengan posisi tekanan terendah wilayah Australia yang berada di selatan NTT atau selatan Kawasan Timur Indonesia (KTI) tanpa disertai munculnya daerah siklonik di selatan Banten atau Jawa Barat. Kibat yang kemudian terjadi, pungkas rilis BMKG, adalah terjadinya pergerakan angin menjadi semakin kuat dari Laut Cina Selatan menuju wilayah sekitar Bangka Belitung dan kemudian dibelokkan ke arah barat akibat pengaruh rotasi bumi. ***LIES/Kug/Maritim