Industri Mamin Berpotensi Tumbuh Positif 9% di Tahun Politik

Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto memberikan paparan mengenai peran strategis industri mamin di tahun politik 2018. Tampak mendampingi Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman saat diskusi media
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto memberikan paparan mengenai peran strategis industri mamin di tahun politik 2018. Tampak mendampingi Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman saat diskusi media

Jakarta, Maritim

Indutri makanan dan minuman (mamin) nasional diyakini tetap tumbuh positif pada 2018, yang termasuk sebagai tahun politik, dengan berlangsungnya pemilihan kepala daerah (pilkada) di berbagai wilayah di Indonesia. Momentum pilkada ini berpotensi dapat meningkatkan konsumsi produk mamin lokal.

Read More

“Trennya memang pertumbuhan industri mamin di atas 7%, dengan catatan adanya aturan atau kebijakan yang mendukung peningkatan produksi, di mana kami memproyeksi kinerja industri mamin tahun ini sebesar 8-9%. Yaitu sebagai target moderat,” kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto, usai acara Diskusi Media di Jakarta, Selasa (30/1).

Berdasarkan catatan Kemenperin, laju industri mamin pada triwulan III tahun 2017 mencapai 9,46%, atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,065 di periode yang sama. Jadi, rata-rata kuartal I-III tahun 2017, sektor ini diperkirakan sebesar 8,24%.

Menurutnya, selama ini industri mamin berkontribusi signifikan kepada pertumbuhan ekonomi nasional, terutama sumbangsihnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas. Pada triwulan III/2017, tercatat industri mamin memberikan hingga 34,95%,  atau tertinggi dibandingkan capaian subsektor lainnya.

Kemudian, sumbangan besar lainnya terlihat dari nilai ekspor produk mamin pada 2017 mencapai US$31,8 miliar, termasuk minyak kelapa sawit. Adapun di luar minyak kelapa sawit sebesar US$11,5 miliar. Sehingga neraca perdagangan mengalami surplus bila dibandingkan nilai impor produk mamin periode sama sekitar US$9,88 miliar.

Bahkan, kontribusi penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur didominasi oleh industri mamin sebanyak 3,3 juta orang, atau sebesar 21,34%. Sementara pada periode Januari-September 2017, nilai investasi industri mamin mencapai Rp27,9 triliun, untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan nilai investasi untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar US$1,4 miliar.

“Untuk itu, mutlak dilakukan sinergi program dan kegiatan antara pemerintah dan stakeholder dalam pengembangan industri mamin nasional, mulai dari sektor primer sebagai penyedia bahan baku. Hingga sektor industri pengolahan dan sektor moneternya,” papar Panggah.

Sedangkan, guna memacu daya saing dan mempercepat industrialisasi, diperlukan pula langkah strategis seperti mempermudah akses bahan baku. Sistem logistik dan distribusi serta kegiatan penelitian dan pengembangan. Upaya ini juga mendukung dalam penerapan Industry 4.0.

“Industri mamin kita sudah menyiapkan sarana prasarananya, antara lain teknologi, infrastruktur yang mendukung dan kompetensi SDM industri. Sehingga sektor ini lebih mampu kompetitif baik di pasar dalam maupun luar negeri,” urainya.

Pada kesempatan sama, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia  (GAPMMI), Adhi Lukman, menyampaikan anggotanya banyak yang sudah menerapkan otomasi dengan menggunakan sistem robotik yang terintegrasi dengan internet dalam pengoperasiannya. Langkah ini untuk menyambut kesiapan dalam pemberlakuan era revolusi industri keempat yang tengah berjalan.

“Ternyata implementasi Industry 4.0 tidak mengurangi tenaga kerja, malah perusahaan membuka kesempatan pekerjaan baru, guna mendukung penggunaan teknologi terkini dalam upaya meningkatkan produksi,” jelasnya.

Adhi berharap, semua pihak harus siap menghadapi perkembangan Industry 4.0 dan ekonomi digital, termasuk dalam membangun kompetensi SDM dan pembentukan regulasi yang mendukung dunia usaha. Perubahan pola pikir atau soft skill yang terutama. Di samping peningkatan perangkat kerasnya.

Adhi juga meyakini, kunci dari pertumbuhan pada 2018, adalah koordinasi dalam mengelola kebijakan dan regulasi yang kondusif. Terlebih di 2018 merupakan tahun politik. Jika itu terjadi, GAPMMI optimistis industri mamin bisa tumbuh lebih tinggi mencapai 10%, atau naik dari tahun sebelumnya.

“Tahun 2018 adalah tahun politik, di mana umumnya uang beredar akan meningkat dan diharapkan dapat pula mendongkrak konsumsi makanan dan minuman. Pemerintah perlu memastikan Pilkada yang dilaksanakan di 171 wilayah berlangsung aman dan damai,” harapnya. (M Raya Tuah)

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *