MEMASUKI tahun kerja 2018, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjenla Kemenhub) melakukan beberapa perubahan. Salah satunya berupa penambahan rute tol laut dari sebelumnya 13 menjadi 15. Pelaksanaan operasinya juga akan beda dari tahun sebelumnya, yakni dengan sistem pelayaran langsung. Menurut Dwi Budi Sutrisno Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut (Dirlala), polanya juga diubah berdasar skema pengumpul dan pengumpan.
Pola tersebut beda dengan tahun sebelumnya, yaitu menggunakan skema pelayaran langsung dengan menempatkan kapal Tol Laut di pelabuhan pangkal dan langsung berlayar ke pelabuhan di wilayah terluar, terpencil dan tertinggal. Jelas Dirlala: “Di tahun 2018 akan tedapat 15 trayek tol laut dengan pelaksanaan tujuh trayek melalui mekanisme penugasan dan sisanya lewat lelang. Pemerintah menunjuk operator pelaksana berdasar penugasan dan pelelangan yang dilakukan akhir Januari/awal Februari 2018”.
Dwi Budi juga memastikan tahun 2018 ini ada penambahan dua trayek. Menurutnya, efektifitas penyelenggaraan tol laut untuk trayek di tahun 2017 sudah menunjukan hasil baik sesuai harapan pemerintah, yaitu mengurangi disparitas harga antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Untuk tahun 2018, trayek-trayek tol laut tahun 2017 telah disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan sehingga nantinya dapat tercapai hasil maksimal.
Dalam rangka mendukung keberhasilan tol laut, Kemenhub melalui Dirjenla siapkan 58 pelabuhan singgah dan 3 pelabuhan pangkal/muat. Menurut R.Agus H.Purnomo Dirjenla, penetapan jumlah pelabuhan pangkal/muat dan pelabuhan singgah dilakukan agar program tol laut dapat tepat sasaran, tepat guna dan memiliki manfaat bagi masyarakat. Tahun 2017 Kemenhub menetapkan pelabuhan pangkal/muat sebanyak 3 pelabuhan dan 40 pelabuhan singgah. Yang berarti untuk tahun 2018 mengalami peningkatan 18 pelabuhan.
Terkait hal itu, Dwi Budi Sutrisno Dirlala katakan Ditjenla mengevaluasi pelaksanaan program tol laut sepanjang tahun 2017. Menurutnya, voyage kapal tol laut di tahun 2017, tercatat realisasi voyage mencapai 152 kali dengan target voyage 245 kali atau tercapai 62% dari target voyage tahun 2017. Sedang realisasi muatan berangkat 2017 adalah 212.865 ton atau terealisasi 41.2% dari target tahun 2017 sebesar 517.200 ton, dan realisasi muatan balik tahun 2017 sebesar 20.274 ton, jauh dari target tahun 2017 sebesar 517.200.
Di tahun 2018 ini anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan program tol laut sebesar Rp.447.628.808.000 untuk 15 trayek yang disiapkan Ditjenla. Untuk pelaksanaan program tol laut tahun 2018, pemerintah menugaskan PT. Pelni layani Trayek T-2, T-4, T-6, T-13, T-14 dan T-15, ASDP untuk trayek T-1 dan T-3. Sedang perusahaan pelayaran swasta diberi kesempatan untuk trayek T-5, T-7, T-8, T-9, T-10, T-11 dan T-12 melalui mekanisme pelelangan umum.
Dijelaskan pula, dua trayek pelayaran swasta akan dapat subsidi petikemas. Untuk
tahap awal yang akan disubsidi ialah trayek Surabaya – Biak dan trayek Surabaya – Tobelo. Disebutkan frekuensi pengiriman barang kebutuhan penting, bahan pangan dan bahan bangunan ke Kawasan Timur Indonesia (KTI) dapat lebih sering dilakukan karena saat ini sudah dilayani dengan rute pelayaran. Dengan biaya angkut yang disubsidi, diharap harga jual barang kebutuhan pokok di KTI bisa ditekan hingga dapat mengurangi disparitas harga. ***AYUDHIA/Sub/Maritim