Jakarta, Maritim
PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk, perusahaan Maintenance Repair & Overhaul (MRO), berhasil membukukan kinerja positif di kuartal I/2018 ini sebesar US$115,9 juta. Atau meningkat 9,3% (YoY), setelah pada triwulan sama pada 2017, GMF membukukan pendapatan US$106,1 juta.
Pada kuartal I/2018, GMF juga mencatatkan laba operasional US$12.8 juta, meningkat dari US$12.5 juta di Q1 2017 (tumbuh 2.2% YoY). Sementara laba bersih dicatatkan sebesar US$7,4 juta (margin 6,3%).
“Sumbangan pendapatan di kuartal I tersebut didapat dari kontribusi Line Maintenance sebesar US$20 juta. Sedangkan Repair & Overhaul yang didalamnya merupakan bisnis airframe, component dan engine, sebesar US$95,9 juta,” kata Dirut GMF, Iwan Joeniarto, di Jakarta, Rabu (30/5).
Menurutnya, porsi ini sesuai dengan target perusahaan, yaitu fokus pada bisnis perawatan komponen pesawat. Disamping kinerja keuangan yang baik, GMF juga menghasilkan performa operasional yang gemilang. Di mana GMF berhasil mencatat tingkat dispatch reliability sebesar 99,64%. Selain itu, GMFI juga mencatatkan angka 100% pada aspek Turn Around Time.
Dijelaskan, pada kuartal I/2018 sejumlah pencapaian berhasil didapat. Beberapa peningkatan kapasitas dan kapabilitas berhasil dilakukan, di antaranya penambahan kapabilitas airframe check untuk Boeing 737 Max, penambahan kapabilitas perawatan komponen pesawat sebanyak 56 part number untuk berbagai jenis pesawat serta penambahan kapasitas hingga 14 line secara simultan untuk hangar narrow body (hangar 4).
“Di kuartal I/2018 ini pun GMF telah merealisasikan salah satu Strategic Initiatives-nya dalam pemutakhiran teknologi informasi berupa aplikasi baru Customer Relationship Management,” katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, di kuartal I/2018 ini GMF membawa pelanggan baru yang berasal dari Thailand dan Banglades, untuk melakukan perawatan beratnya di Hangar GMF, Cengkareng.
“Ini merupakan langkah konkret dari upaya peningkatan porsi revenue Non Afiliasi dengan menambahkan portofolio customer. Saat ini pendapatan dari Non Afiliasi meningkat jadi 43.8%. Sedangkan pada 2017 sebesar 32,6% dikuartal yang sama,” ujar Iwan.
Hal lain, di tiga bulan pertama 2018, GMF pun ikut serta dalam berbagai ajang internasional yang merupakan bagian strategi GMF dalam meraih pelanggan baru. Seperti Singapore Airshow 2018, MRO East Asia serta International Airlines Technical Pool (IATP).
Disebutkan, selain mengantongi pelanggan baru, GMF juga memperoleh sertifikasi baru dari Otoritas Penerbangan Sipil Bahrain, Vietnam, Malaysia, Filipina dan Nigeria. Tak ketinggalan, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) yang juga memberikan sertifikasi untuk perawatan pesawat Boeing 737 Max.
Prestasi lain juga ditorehkan oleh GMF pada kuartal I/2018 ini. Yang berhasil diboyong dari penghargaan pada ajang bergengsi dalam negeri, antar lain Bronze Winner – Best of Private Company Inhouse Magazine (InMA) 2018 ‘Presisi – Edisi Januari 2017’ The 7th SPS Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA) 2018 Serikat Perusahaan Pers (SPS).
Silver Winner PRIA 2018 Kategori Media Cetak Internal Sub Kategori : Anak Usaha BUMN ‘Presisi – Edisi Oktober 2017’ Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2018. Gold Winner PRIA 2018 Kategori Video Profil Sub Kategori : Anak Usaha BUMN Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2018.
The Big 7 Indonesia Corporate Secretary & Corporate Communication Award III 2018. Platinum Winner Category : SOE’s Subsidiary Score 95.00/Very Excellent – A Indonesia Corporate Secretary & Corporate Communication Award III 2018. Gold Winner Category: SOE’s Subsidiary Score 84.65/Excellent – B Indonesia Information & Technology Award I 2018. Platinum Winner SOE’s Subsidiary Company Score 86,60/Very Excellent – A Indonesia CSR Award II 2018.
Pengembangan bisnis
Iwan mengatakan, berbekal dana hasil pelepasan saham perdana Oktober 2017 lalu, GMF mengalokasikan 65% dana atau sebesar US$49,1 juta untuk investasi pengembangan bisnis korporasi.
“Sekitar 12% dana IPO sudah kami gunakan untuk pendanaan investasi. Termasuk juga untuk meningkatkan kapabilitas, pembelian Tools & Equipment, peningkatan infrastruktur ICT dan infrastruktur umum lainnya yang menunjang perawatan pesawat,” urainya.
Pada acara itu, Iwan juga mengatakan, ekspansi bisnis GMF terus dikejar sebagai upaya pengembangan bisnisnya.
“Project International Footprint Australia khususnya, saat ini kami sedang kejar finalisasinya, agar bisa segera beroperasi. Selain itu, optimalisasi Hangar milik MMF di Surabaya juga kami lakukan. Karena pasar perawatan pesawat propeler dan general aviation yang dikerjakan di sana masih sangat bagus,” ucapnya.
Saat ini, pengembangan bisnis GMF masih on-track, sama halnya dengan penunjukkan investor strategis. Di mana kini masih berlangsung proses negosiasi dan diharapkan mencapai kesepakatan pada awal Semester II/2018.
“Kami cukup selektif dalam memilih, dalam hal ini kami dibantu Financial Advisor, untuk menyeleksi calon investor strategis terbaik yang membawa nilai tambah signifikan bagi GMF. Investor strategis ini nantinya diharapkan dapat membantu GMF tidak hanya dari segi finansial tapi juga transfer knowledge dan membawa pasar untuk GMF,” kata Iwan.
Ditambahkan, pada 2018 ini GMF menargetkan pertumbuhan revenue sekitar 15%, dengan net profit yang diharapkan tetap pada angka double digit. Beberapa inisiatif dilakukan GMF dalam menjawab target itu, yakni merealisasikan berbagai Strategic Initiatives, memetakan kembali bisnis potensial dan strategi penetrasi pasar serta melakukan optimalisasi dalam efisiensi. (M Raya Tuah)