Tokyo, Maritim
DALAM konten laporan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan dari Tokyo, dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pagi 31 Mei bertemu puluhan pengusaha Jepang di Imperial Hotel, Tokyo, untuk tawarkan investasi di sektor perikanan. Sebelum memaparkan kesempatan investasi perikanan di enam pulau terluar Indonesia, Menteri Susi menjelaskan kebijakannya menenggelamkan kapal asing yang tertangkap saat mencuri ikan di perairan Indonesia. Langkah ini untuk tingkatkan kembali sumber daya perikanan dan kelautan Indonesia yang beberapa dekade lalu sempat dicuri asing.
“Tadi dalam sambutan Pak Dubes Jepang, disebutkan saya sering bertindak keras dengan menenggelamkan kapal. Untuk itu, kami tak mau kompromi, karena sangat penting lakukan revitalisasi sumber daya Indonesia yang dalam dua dekade terambil oleh puluhan ribu kapal pencuri hasil laut, hingga tak menyejahterakan Indonesia” kata Menteri Susi.
Langkah tegas menenggelamkan kapal asing pncuri ikan, juga jadi perhatian banyak pihak, karena kini terbukti potensi hasil laut Indonesia sudah menjadi lebih baik. Ungkap Men KP: “Peneggelaman kapal pencuri ikan jadi isu nasional, kelucuan, pembully-an tak makan ikan ditenggelamkan, tidak puasa ditenggelamkan menjadi hal yang lucu, tidak datang malam minggu ke tempat pacar ditenggelamkan. Tapi efek penenggelaman kapal jadi satu kata penegakan hukum menuju ekonomi kelautan dan perikanan bagaimana kita akhirnya bisa melihat potensi ekonomi begitu besar”.
Pada kesempatan itu, Menteri Susi sempat menyinggung komikus Jepang yang membuat gambar dirinya menenggelamkan kapal. Kebijakan tersebut sekaligus menandakan bahwa kebijakannya dikenal di dunia internasional.
Memungkasi penjelasan, Men KP katakan: “Sampai komikus Jepang membuat cerita tentang hal penenggelaman kapal. Tetapi tindakan keras tersebut mulai terlihat dari melimpahnya hasil tangkapan ikan di Indonesia. Bahkan ukuran ikan yang besar makin mudah ditemui. Ikan laut dengan ukuran besar banyak di mana-mana, hingga para nelayan tak perlu lagi melaut jauh-jauh dari kampungnya”. ***ERICK A.M.