Mataram, Maritim
SAMPAI dengan Senin (13/8/2018) dini hari, korban tewas akibat gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat ( NTB) dan Bali terus bertambah. Jumlah tercatat sampai saat terakhir, mencapai 392 orang meninggal dunia, 783 luka berat, dan 570 luka ringan. Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jelaskan: “Laporan korban yang sebelumnya belum tercatat aparat Pemda, dan adanya korban yang berhasil dievakuasi, menambah validasi jumlah”.
Korban meninggal dunia terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Utara (Lout: 339 orang) disusul Lobar 30 orang, Lotim 10 orang, Kota Mataram 9 orang, Loteng 2 orang dan Kota Denpasar Bali 2 orang. Penderita luka mencapai total 1.353 orang, sedang total jumlah pengungsi 387.067 orang, dengan rincian di Lout 198.846, Lobar 91.372, Kota Mataram 20.343 dan Lotim 75.506. Kerusakan fisik meliputi 67.875 rumah warga, 606 bangunan sekolah, 6 unit jembatan, 3 Rumah Sakit, 10 Puskesmas, 15 Masjid, 50 Mushalla, dan 20 bangunan perkantoran.
Bantuan dari darat juga terus disalurkan, menggunakan tiga unit helikopter dari BNPB dan Basarnas. Kegiatan kemanusiaan ini juga melibatkan banyak relawan komunitas pecinta mobil dan masyarakat yang memiliki kendaraan untuk membantu distribusi bantuan. Dapur umum dan pos kesehatan juga banyak didirikan untuk melayani pengungsi.
Gubernur NTB Zainu Majidi (Tuan Guru Bajang) setelah mencermati kondisi di lapangan, berdasar pertimbangan bahwa masih banyak masalah dalam penanganan dampak gempa, memutuskan masa tanggap darurat penanganan dampak gempabumi 7 SR di NTB, perlu diperpanjang hingga 14 hari kedepan, dari 12/8/2018 hingga 25/8/2018.
Dalam rilis Kepala Pusat Data Informasi & Humas BNPB diungkapkan kondisi di lapangan masih banyak permasalahan, seperti masih adanya korban yang harus dievakuasi, pengungsi yang belum tertangani dengan baik, serta gempa susulan yang merusak dan menimbulkan korban jiwa masih terus berlangsung. Dengan penetapan tanggap darurat maka terdapat kemudahan akses pengerahan personil, penggunaan sumberdaya, penggunaan anggaran, pengadaan logistik dan peralatan, dan administrasi sehingga penanganan dampak bencana menjadi lebih cepat.
Jumlah korban gempabumi terus bertambah. Hingga Sabtu (11/8/2018) tercatat 387 orang meninggal dunia dengan sebaran Kabupaten Lombok Utara 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Lombok Timur 10, Kota Mataram 9, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang. Diperkirakan jumlah korban meninggal akan terus bertambah karena masih ada korban yang diduga tertimbun longsor dan bangunan roboh, dan adanya korban meninggal yang belum didata dan dilaporkan ke posko. Jika di Kabupaten Lombok Timur kemarin dilaporkan 11 orang meninggal dunia. Setelah diverifikasi ternyata terjadi pencatatan ganda. Satu korban dilaporkan 2 kali karena menggunakan nama panggilan dan nama lengkap.
Sementara itu, sebanyak 13.688 orang luka-luka. Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik. Ratusan ribu jiwa pengungsi tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Utara 198.846 orang, Kota Mataram 20.343 orang, Lombok Barat 91.372 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.
Angka pengungsi berubah-ubah karena banyak pengungsi yang pada siang hari kembali ke rumah atau menengok kebunnya, tetapi pada malam hari kembali ke pengungsian. Selain itu belum semua titik pengungsi terdata. Juga terdapat sebagian warga yang harusnya tidak perlu mengungsi karena kondisi rumah masih berdiri kokoh tanpa kerusakan tetapi ikut mengungsi karena trauma dengan gempa.***ERICK (Mataram)-ADIT (Denpasar)