Karawang, Maritim
Ke depan, Indonesia dipastikan akan mengurangi ketergantungan atas kebutuhan impor kabel serat optik sebesar 8-10% per tahun. Sehingga dengan begitu bisa menghemat devisa negara kurang lebih US$500 juta. Yang mana saat ini kebutuhan kabel serat optik nasional mencapai 9 juta km per tahun.
Hal itu dikatakan Menperin Airlangga Hartarto saat memberikan kata sambutan pada peresmian pabrik kabel serat optik PT ZTT Cable Indonesia di Karawang, Jabar, Selasa (25/9).
“Saya mengucapkan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PT ZTT Cable Indonesia, yang telah berinvestasi dan berperan serta dalam membangun dan mengembangkan industri kabel serat optik di Indonesia, yang direncanakan pada Oktober 2018 sudah siap melakukan kegiatan produksi,” ujar Menperin.
Data menyebutkan, PT ZTT Cable Indonesia mulai dibangun pada Februari 2017, di atas lahan seluas 36.300 meter persegi. Berlokasi di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jabar. Total investasi yang ditanam mencapai US$44,5 juta dan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 orang.
Di samping itu, perusahaan juga punya kapasitas produksi kabel serat optik sebanyak 1 juta km per tahun, serat optik sebanyak 3 juta meter per tahun, dan ground wire sebanyak 2 juta meter per tahun.
Dengan dibangunnya pabrik ini, dampak positif yang dapat diperolah adalah adanya transfer teknologi, penyerapan tenaga kerja serta kegiatan ekonomi lainnya.
Perusahaan ini juga memproduksi perlengkapan dan aksesoris jaringan listrik. Misalnya, konduktor listrik sebanyak 20 ribu ton per tahun dan kabel fitting sebanyak 150 ribu set per tahun. Basis pelanggan perusahaan terutama ditujukan untuk pasar nasional dan Asia Tenggara.
PT ZTT Indoneisa merupakan bagian unit usaha dari Jiangsu Zhongtian Technology, yang didirikan di Jiangsu, China pada 1978. Selain berekspansi di Indonesia, Jiangsu Zhongtian Technology telah mendirikan pula pabrik di India, Brasil, Uzbekistan dan Maroko.
Di era digital saat ini, menurut Menperin, sistem komunikasi menuntut adanya efisiensi dalam pengiriman informasi dari nara sumber ke penerima. Efeknya, dapat mendorong pengembangan teknologi kabel baru, untuk meningkatkan efisiensi dalam sistem komuikasi.
Karenanya, kabel serat optik sangat berperan penting dan jadi kabel yang paling banyak digunakan dalam teknologi komunikasi modern, sebab mampu mentransmisikan cahaya dengan frekuensi tinggi. Apalagi, adanya internet of things (IoT), kebutuhan akan kabel serat optik akan semakin pesat.
“Jadi, apabila infrastruktur digital ini sudah terbangun, kami meyakini industri manufaktur kita bisa berdaya saing tinggi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” ucap Airlangga.
Berdirinya pabrik ini sangat relevan saat ini, mengingat pemerintah sedang menambah kemampuan industri dalam negeri, terutama dalam melakukan substitusi impor. (M Raya Tuah)