JAKARTA, MARITIM.
Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (STIMar) ‘AMI’ menargetkan semua taruna/taruni segera mendapat pekerjaan setelah lulus pendidikan. Dalam waktu satu dua bulan setelah lulus, diharapkan mereka segera mendapat pekerjaan sesuai bidang studinya.
“Jadi mereka tidak perlu lama menganggur setelah menyelesaikan pendidikannya,” kata Ketua STIMar ‘AMI’ Capt. Albert Lapian M. Mar. kepada Maritim seusai Dies Natalis ke-58 STIMar ‘AMI’ di Kampus Ungu, Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).
Albert optimis hal itu dapat tercapai karena pihaknya telah bekerja sama dan mendapat dukungan dari berbagai perusahaan pelayaran dan pelabuhan, baik di dalam maupun luar negeri. Kerja sama diwujudkan dalam praktek kerja di kapal atau proyek laut (prola) maupun di pelabuhan dan setelah itu akan diterima untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Dukungan itu diperkuat oleh PT Indo Baruna yang menyediakan sejumlah kapalnya untuk prola. Nota kesepahaman (MoU) kerjasama itu telah ditandatangani dalam HUT STIMar AMI tersebut.
Semua kapal milik Indo Baruna, kata Capt Albert, dibuat di Jepang dan berlayar di perairan internasional, tapi semua awaknya warga negara Indonesia. Ia yakin, selain memberi kesempatan untuk prola, perusahaan itu nantinya juga akan mempekerjakan lulusan STIMar.
Menurut Albert, sebagian besar lulusan STIMar telah bekerja di perusahaan pelayaran sesuai bidangnya. Baik nautika, tehnika, maupun tatalaksana pelayaran niaga & kepelabuhanan.
Namun dia mengakui tidak semua taruna baru lulus langsung terserap di perusahaan. Pasalnya, tiap tahun yang lulus rata-rata 100 orang, tapi tidak semua dapat langsung bekerja, karena kemampuan perusahaan juga terbatas.
Untuk meningkatkan daya saing, STIMar juga berupaya meningkatkan kualitas pendidikan taruna, antara lain memperkuat kemampuan bahasa Inggris. Hal ini dilakukan bekerja sama dengan PT Indo Mobil, dimana MoU-nya juga telah ditandatangani dalam dies natalis tersebut.
“Dengan metode yang mudah dicerna, para taruna akan lebih gampang memahami dan menguasai bahasa Inggris yang sangat diperlukan di era global saat ini,” tukasnya.
Pembenahan internal
Upaya ini, lanjut Albert, juga ditunjang dengan pembenahan internal untuk meningkatkan kinerja STIMar AMI yang telah dicapai selama ini. Antara lain, mempertahankan approval dari Kementerian Perhubungan, akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, dan mempertahankan sistem manajemen mutu berstandar internasional yang diperoleh melalui sertifikat ISO 9001-2015.
Selain itu, kualitas dosen juga ditingkatkan, khususnya kemampuan dalam bidang penelitian dan penulisannya. Masalah ini juga telah dituangkan dalam MoU yang ditandatangi STIMar AMI dengan De Publis, Yogyakarta, usaha yang dirintis generasi muda.
Capt. Albert Lapian menambahkan, untuk tahun ajaran baru ini STIMar AMI menerima 125 orang taruna/i baru, tapi 4 orang di antaranya mundur karena diterima di perguruan tinggi negeri.
Sedang jumlah lulusan tahun 2018 sebanyak 222 orang yang akan diwisuda dalam waktu dekat. Terdiri dari program studi (Prodi) Nautika (D III), Teknika (D III), dan Tatalaksana Pelayaran Niaga & Kepelabuhanan (D III dan D IV).
Dalam dies natalis itu juga ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Yayasan Sinar Poseidon Gupita, Evira Tri Noverni, yang kemudian diserahkan kepada Ketua STIMar AMI Capt. Albert Lapian. STIMar AMI berada di bawah naungan Yayasan Sinar Poseidon Gupita.
***Purwanto.