Jakarta, Maritim
Mentan Amran Sulaiman dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas), Kamis (8/11) pagi, sidak ke Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Tujuannya untuk pengecekan sekaligus mengetahui stok beras saat ini dan pola harga yang terjadi.
Menurutnya, saat ini stok beras yang dikuasainya mencapai 2,7 juta ton, di mana 550 ribu ton di antaranya disimpan di luar gudang.
Tapi, tambah Buwas, beras yang digelontorkan Bulog dalam operasi pasar memang belum terserap maksimal.
“Serapan memang masih kecil. Makanya kita melakukan pengecekan lapangan hari ini dan terlihat stok beras cukup banyak. Saya berharap, beras tersebut bisa terserap sebanyak 15 ribu ton setiap hari, untuk stabilitas harga,” katanya, di PIBC, Jakarta.
Senada dengan Buwas, Amran juga menyatakan hal sama, setelah sidak ke Pasar Induk Kramat Jati dan PIBC.
Ditegaskan, tidak ada alasan pedagang menaikkan harga beras, karena stok di pasar atau gudang Bulog cukup melimpah.
“Buktinya, stok beras di PIBC saat ini sekitar 50 ribu-51 ribu ton dan ditambah stok beras milik Bulog, yang tersimpan di gudang mencapai 2,7 juta ton. Padahal biasanya, stok beras di PIBC hanya 20 ribu ton,” ungkap Amran bersama Buwas dan Ketua Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto.
Dari hasil itu, Mentan mengatakan, stok beras masih dalam kondisi aman. Saat ini ada sekitar 50 ribu ton beras di PIBC.
“Suplai cukup dari food station. Itu dua kali lipat dari stok standar biasa,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Dirut Perum Bulog, peninjauan ini untuk memonitor stabilisasi pasokan dan harga beras di pasar umum. Termasuk sebagai tindak lanjut gerakan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) yang dijalankan Bulog secara masif di seluruh Indonesia.
Bulog juga melakukan pemantuan harga beras di berbagai daerah setiap minggunya. Yang hasilnya harga beras medium mengalami tren menaik. Termasuk di PIBC. Karena pada akhir tahun harga beras memiliki tren naik seiring kurangnya panen dan pasokan ke pasar.
Penetrasi pasar beras medium oleh Bulog dilakukan ke pedagang pengecer di pasar rakyat, distributor/mitra Bulog dan Satgas Bulog. Selain itu, lewat sinergi BUMN yang melibatkan BUMN pangan dalam kegiatan KPSH, yakni PT Pertani, PIHC, RNI dan PPI.
Pada kesempatan itu, mantan Kepala BNN ini, menjelaskan HET beras medium di wilayah mengacu Permendag No 57/M-DAG/PER/8/2017. Wilayah I Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi dan Bali harga di gudang curah Rp8.100 per kg dengan HET Rp9.450 per kg.
Wilayah II meliputi Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT dan Kalimatan harga di gudang curah Rp8.600 per kg dengan HET Rp9.950 dan Wilayah III meliputi Maluku dan Papua harga di gudang curah Rp8.900 per kg dengan HET Rp10.250 per kg.
“Realisasi KPSH hingga 6 November 2018 sebesar 402.628 ton dengan rata-rata realisasi 3.000- 3.500 ton per hari dan mengalami tren kenaikan sejak Oktober 2018. Di Jakarta, realisasi KPSH sebesar 46.321 ton,” urai Buwas. (M Raya Tuah)