Kemayoran Jakarta, Maritim
BADAN Usaha Milik Negara (BUMN) Strategis PT PAL menyatakan bahwa Indonesia sudah lama berencana membangun kapal selam militer sendiri. Namun, rencana itu baru dapat terealisasi tahun ini, setelah berkolaborasi dengan Korea. Demikian diungkapkan oleh Bayu Witjaksono Manager Humas PT PAL Indonesia dalam acara Indo Aerospace 2018 Expo & Forum, featuring Indo Helicopter 2018 Expo & Forum, JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat Kamis pekan lalu.
Kepada awak media, dijelaskan: “Proses persiapan pembangunan kapal selam itu sudah kami rencanakan sejak lama, dan baru akan dapat diinisiasi setelah terbangun kolaborasi dengan Korea. Kapal yang akan dibangun merupakan tipe 209, yang teknologinya baru dapat ditransfer tahun 2017, melalui pemesanan tiga kapal yang dua diantaranya dibuat di Korea sedang yang satu unit lagi dibuat di Indonesia”.
Dalam proses tersebut, PT PAL mengirimkan setidaknya 206 orang tenaga ahli perkapalan untuk ikut dalam proyek pembuatan kapal selam di Korea Jelasnya: “Orang orang PT PAL dikirim dalam rangka transfer teknologi, mulai dari tenaga perencanaan desain, sampai produksi dikirim dalam rangka transfer teknologi”.
Proses pembuatan satu unit kapal selam oleh PT PAL dimulai pada April 2017. Hingga saat ini satu kapal selam yang dibuat di Indonesia progresnya sudah mencapai 92%. Ungkap Manager Humas PT PAL: “Sisanya akan ada beberapa tes, dan pada September 2019 sudah dinilai layak uuntuk dioperasikan”.
Seperti diketahyu, TNI AL memesan tiga unit kapal selam dari Korea Selatan, yang salah satu dari tiga kapal telah jadi dan akan segera dikirim ke Indonesia untuk dioperasionalkan. Kapal selam tersebut dibangun di perusahaan dok dan perkapalan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dengan proses Transfer of Technology (ToT).
Direncanakan kapal yang dibangun sejak tahun 2013 tersebut akan segera dikirimkan ke Indonesia setelah rangkaian uji coba selesai dilakukan. Sesuai kontrak, kapal pertama dan kedua dibangun di Korsel, dan yang ketiga dilakukan di galangan kapal PT PAL Indonesia. Selama proses pembangunan kapal selam pertama dan kedua, semua berada di bawah kendali pengawasan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam (Satgas Yekda KDSE DSME209) yang dipimpin Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto.
Untuk pembangunan kapal selam ketiga, PT PAL telah mengirimkan sejumlah 113 insinyur ke DSME, Korea Selatan, agar terlibat dalam proses ToT dan pembelajaran pembangunan dan pengembangan kapal selam secara mandiri melalui tahap On the Job Training (OJT). Kapal selam diesel elektrik DSME209, adalah produksi ekspor pertama dari pemerintah Korea Selatan, merupakan pengembangan dari kapal selam tipe Chang Bogo Class milik Republic of Korean Navy (ROK Navy) dan Kapal Selam tipe Cakra klas yang dimiliki TNI-AL.
Untuk produk yang akan digunakan TNI-AL, kapal selam tersebut mendapat nama KRI “Alugoro”-403. Kemudian kapal kedua dan ketiga masing-masing akan dinamai KRI “Trisula” 404 dan KRI “Nagarangsang” 405. Indonesia menandatangani kontrak pengadaan tiga kapal selam dengan DSME pada Desember 2011, dan keseluruhan kapal selam itu akan diselesaikan pada tahun 2019.
Kapal selam ini mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air, dan dengan ketahanan berlayar lebih dari 50 hari. Secara umum kapal selam Chang Bogo Class ini memiliki beberapa kelebihan dari sisi teknologinya, seperti State of The Art technology yang meliputi Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation.
Selain dipersenjatai torpedo 533 mm dengan fasilitas delapan tabung peluncur, kapal selam Chang Bogo Class juga dirancang untuk mampu mendeploy ranjau laut, meluncurkan rudal anti kapal permukaan, serta mampu melepaskan Torpedo Counter Measure. TNI AL sudah menyiapkan markas untuk kapal selam baru di Teluk Palu, Sulawesi. ***ERICK ARHADITA