JAKARTA-MARITIM: Terminal Peti Kemas Mustika Alam Lestari ((MAL) membantah atas adanya tudingan layanan diterminalnya memicu kemacetan truk peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, pada setiap akhir pekan.
Bahkan, pengelola terminal itu kini juga sedang menyiapkan langkah strategis untuk memperlancar kegiatan bongkar muat maupun delivery terhadap peti kemas impor yang ditangani.
Paul Krisnadhi, Manajemen Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), mengatakan salah satu upaya yang bakal ditempuh yakni berkordinasi dengan perusahaan pelayaran ekspor impor yang berkegiatan di terminal itu untuk mengatur ulang pengambilan barang impornya.
“Kita coba atur schedule pengambilan barang impor dengan pihak pelayaran,” kata Paul.
Dia juga mengungkapkan, masih mengkaji usulan apakah terminal MAL membutuhkan buffer area tersendiri.
“Usulan perlu ada buffer teraendiri kita pelajari dulu,”paparnya.
Sebelumnya, kalangan pengguna jasa pelabuhan Tanjung Priok mengeluhkan antrean kemacetan truk yang terjadi dalam proses bongkar muat di terminal MAL pada setiap akhir pekan.
Menurut Adil Karim, Sekretaris DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, asosiasinya menerima sejumlah keluhan perusahaan forwarder di pelabuhan Priok mengenai macetnya pelayanan di terminal tersebut.
“Kami menilai kapasitas tampung terminal itu saat ini sudah gak sebanding dengan fasilitas lapangan penumpukannya,” ujarnya.
Pasalnya, kata Adil, truk ekspor yang hendak masuk maupun truk impor yang hendak keluar terminal harus antre berjam-jam lantaran kondisi container yard terminal MAL padat.
ALFI DKI Jakarta menyarankan agar terminal tersebut memanfaatkan buffer area truk yang sudah disiapkan oleh PT.Pelindo II/IPC di lahan eks Pasific Paint jalan Martadinata Jakut.
Hal senada dikatakan Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan.
Menurutnya, pengelola terminal peti kemas MAL di Pelabuhan Tanjung Priok itu sudah semestinya menyiapkan buffer area tersendiri sebagai parkir truk untuk mengurangi kemacetan di pelabuhan.
“Kalau kapasitasnya sudah gak nampung sebaiknya dialihkan sementara layanan kapalnya ke terminal lain,”ujar Gemilang.
Di pelabuhan Tanjung Priok saat ini, terdapat lima fasilitas terminal peti kemas ekspor impor yakni ; Jakarta International Container Terminal (JICT),TPK Koja, Terminal MAL, Terminal 3 Priok, dan NPCT-1.(mad/hb)