
JAKARTA – MARITIM: Memasuki liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru), sebagai negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, hal paling krusial yang dipersiapkan pemerintah, satu diantaranya yaitu multi sarana transportasi.
Transportasi, memudahkan masyarakat berpindah tempat untuk bersilaturrahmi atau mengisi waktu liburnya dengan keluarga. Karenanya, setiap tahun pemerintah mempersiapkan transportasi umum dengan memprediksi, jumlah penumpang akan meningkat.
Untuk libur Natal dan Tahun Baru 2018 /2019, pemerintah memprediksi umumnya, moda transportasi akan meningkat. Ini tercermin dalam press conference yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan tema “Persiapan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2018” di Jakarta, Rabu (5/12).
Sebaliknya untuk angkutan darat, menurut Kasubdit Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Avi Mukti Amin, memprediksi terjadi penurunan. Ini terjadi karena penggunaan kendaraan pribadi meningkat, seiring dengan beroperasinya beberapa ruas jalan tol, diantaranya tol Jakarta – Surabaya pada libur Natal dan Tahun Baru nanti.
Dalam paparan untuk angkutan darat diprediksi mengalami penurunan sekitar 2,5 persen. Menurut Kasubdit Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Avi Mukti Amin, prediksi penurunan ini selain karena kemungkinan peningkatan penggunaan kendaraan pribadi juga karena perbedaan karakteristik dengan angkutan mudik Lebaran.
“Pada Natal dan Tahun Baru, peningkatan penumpang angkutan darat terjadi pada tempat-tempat pariwisata dan keramaian,” ucap Avi.
Avi juga mengatakan, Ditjen Perhubungan Darat akan memberlakukan pembatasan kendaraan angkutan barang, pada empat ruas jalan tol dan tiga jalan nasional. Pembatasan operasional mobil barang ini mulai berlaku pada 21-22 Desember dan 25 Desember.
“Untuk periode Tahun Baru dimulai pada 28 – 29 Desember 2018 dan 1 Januari 2019 mulai pukul 00.00 WIB,” ucap Avi.
Berbeda dengan angkutan Laut, Untuk moda angkutan laut juga diprediksi mengalami peningkatan dengan jumlah tujuan terbesar ke wilayah Indonesia Timur.
Ferdy Trisanto, Kepala Sub Direktorat Sistem Informasi dan Sarana Prasarana Angkutan Laut mengatakan, untuk tahun ini jumlah penumpang diperkirakan akan naik tipis 3,49 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 37.564 penumpang.
“Kami telah menyiapkan armada sebanyak 1.293 kapal dengan kapasitas angkut 3.415.83 penumpang,” ucap Ferdy.
Pada Natal dan Tahun Baru kali ini, jumlah penumpang diprediksi naik 3,5 persen menjadi 1,1 juta orang. Prediksi lonjakan penumpang akan terjadi dalam tiga periode, yakni pra-Natal atau 21 Desember, Natal dan Tahun Baru 29 Desember, dan pasca-Tahun Baru, mulai 2 Januari 2019.
Ferdy menambahkan posko penyelenggaraan angkutan laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, mulai dilaksanakan pada 18 Desember hingga 8 Januari 2019. Ditjen Perhubungan Laut akan memantau kesiapan 52 pelabuhan. “Kami optimistis penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru, akan berjalan dengan lancar dan aman, “kata Fredy.
Bicara tentang keselamatan pelayaran Ferdy mengaku, pihak Ditjen Perhubungan Laut menemukan, kekurangan yang bersifat minor, seperti alat keselamatan yang minim, setelah melakukan uji petik terhadap sebagian kapal penumpang menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.l
“Uji petik sejauh ini, telah dilakukan terhadap 25 kapal di 12 pelabuhan yang menjadi sampel, “ujarnya seraya menambahkan, diluar sampel, uji kelaikan dilakukan oleh unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen Perhubungan Laut di daerah.
Menjawab pertanyaan Tabloid Maritim, ia merinci , uji petik yang sudah dilakukan, masing-masing, kelaiklautan kapal di 14 pelabuhan sejak 5 November hingga 9 Desember, mencakup Ambon, Bau-bau, Bitung, Kupang, Makassar, Merak, Padang Bai, Sibolga, Sorong, Tanjung Pinang, Tarakan, Surabaya, Kaliadem, dan Kalianget. Hingga 5 Desember, tinggal Tarakan dan Kaliadem yang belum.
Dikatakan, adapun pemeriksaan dilakukan terhadap dokumentasi, permesinan, kelistrikan, alat keselamatan, dan sertifikat awak kapal. “Beberapa temuan minor yang ditemukan antara lain, jumlah pelampung (life jacket) yang tidak sesuai kapasitas kapal. Juga kebocoran kapal, yang masih dapat diperbaiki,” akunya.
Ditjen Perhubungan Laut, tambahnya, sejauh ini belum menemukan kerusakan mayor, misalnya kerusakan mesin. Sedangkan kapal pelayaran rakyat, diberikan bantuan life jaket. Sedangkan untuk kapal besar, Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut, meminta pemilik kapal melengkapi alat keselamatan penumpang itu.
Kereta Api dan UdaraL
Lebih jauh tentang Moda Transportasi Angkutan Kereta Api, untuk Natal dan Tahun Baru menurut Direktur Lalu Lintas Kereta Api Indonesia (KAI) Kemenhub, Zulmafendi menjelaskan, untuk Natal dan Tahun Baru, PT KAI (Persero) menyiapkan 394 perjalanan kereta api, terdiri dari 346 perjalanan kereta regular dan 48 kereta tambahan. “Jumlah ini meningkat 5 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 375 perjalanan kereta api,” kata Zulmafendi.
Menurut Zulmafendi, PT KAI menyiapkan 1.637 unit kereta api, juga 218 unit kereta cadangan dan 24 unit kereta tambahan untuk 48 perjalanan Kereta Api, dengan kapasitas 27.560 seat setiap hari. Kereta Api ini, umumnya mulai beroperasi pada 20 Desember 2018 hingga 7 Januari 2019.
Begitu juga dengan pengkatan jumlah penumpang untuk angkutan udara. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiarton, mengatakan,jumlah penumpang angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru, diprediksi meningkat 8,76 persen, dari 6.069.554 orang tahun lalu, jadi 6.537.119 orang penumpang . Jumlah tersebut terdiri dari 5.682.791 orang penumpang domestik dan 854.328 orang penumpang luar negeri. “Untuk angkutan Natal dan Tahun, prediksi peningkatan penumpang terutama terjadi di wilayah Indonesia Timur,” tutup Nur Isnin. ***RABIATUN