Tahun 2018,Kinerja Keuangan Garuda Indonesia Mulai Membaik
Jakarta-Maritim : Menaikkan tarif tiket pesawat, dan efisiensi jadi satu dari sekian solusi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dalam memperbaiki kondisi keuangan perusahaan, yang beberapa tahun belakangan ini mengalami defisit.
Upaya tersebut menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhar) usai paparan kinerja keuangan dan publik expose, di Sarinah building, Jumat (21/12), pada November 2018 kinerja keuangan perusahaan tumbuh 13,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan meningkat, setelah ada penyesuaian tarif. Penyesuaian harga kita tidak pernah melewati tarif batas atas dan bawah.
Peningkatan harga ini lanjutnya, bukan harga jual tiket dinaikkan, tapi dikembalikan pada dasar harga yang ditetapkan pemerintah.”Sebenarnya kalau dilihat selama ini, harga tiket Garuda lebih rendah dari layanan yang didapat penumpang,”tutur Ari.
Ia menambahkan, selama ini tarif Garuda Indonesia tergolong terjangkau dengan pelayanan kelas dunia.Namun lanjutnya, maskapai tak bisa mempertahankan tarif tersebut karena faktor eksternal seperti kenaikan harga bahan bakar dan depresiasi rupiah sehingga harganya harus disesuaikan.
Meski begitu, dijelaskan, tidak mempengaruhi animo masyarakat bepergian menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Bahkan cenderung meningkat, meski tidak signifikan. Rata-rata per November 2018 tumbuh 11,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 103,1 dollar AS menjadi 115,2 dollar AS.Jumlah penumpang per November 2018 , hanya tumbuh 0,3 persen di kisaran 1,99 juta penumpang.
Secara detail, diungkapkan, perusahaan mengoptimalkan skala 30 juta penumpang yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Dari situ, perseroan menggandeng pihak ketiga untuk mendapatkan pemasukan dari periklanan.
“Jadi, kemarin kami sudah lakukan beberapa hal dan efisiensi serta perubahan strategi. Didukung semua pegawai, mudah-mudahan Desember 2018 [kinerja keuangan] positif,” jelas Ari.
Lebih jauh tentang pendapatan operasional Garuda Indonesia, menurut Ari, hingga November 2018 sebesar 232,4 juta dolar AS, meningkat dari 205 juta dolar AS, year on year (YoY). (Rabiatun)