JAKARTA– MARITIM : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta (03/01).Dalam RUPSLB tersebut pemegang saham menyetujui perubahan pengurus dan menambah tiga bisnis baru, diantaranya membeli asuransi kerugian.
Perubahan pengurus tersebut, diantaranya menetapkan Sunarso sebagai Wakil Direktur Utama Bank BRI serta mengukuhkan pemberhentian Jeffry J. Wurangian sebagai Komisaris Perseroan dan memberhentikan Kuswiyoto sebagai Direksi Perseroan.
Pengangkatan akan berlaku efektif ,setelah Uji kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bicara tentang kinerja perusahaan, Direktur Konsumer Handayani memaparkan, hingga akhir September 2018, Bank BRI mampu mencatatkan kinerja yang tumbuh positif sesuai dengan target yang ditetapkan di awal tahun.
Dalam hal ini, menurut Handayani, Perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan laba yang lebih tinggi dibanding industri. Hal ini dikarenakan BRI tetap fokus pada segmen Bisnis Mikro dan Ritel , sebagai penopang utama profitabilitas.
Total aset Perseroan pada 30 September 2018 meningkat 13,9 persen (YoY) menjadi Rp1.183,4 triliun sementara penyaluran kredit BRI tumbuh 16,5 persen (YoY) mencapai Rp808,90 triliun. BRI tetap memprioritaskan penyaluran kredit pada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Tercatat porsi kredit Mikro Kecil Menengah (MKM) BRI sebesar 76,9 persen dari total kredit. Dengan fokus pada segmen UMKM, NPL gross BRI pada Triwulan III Tahun 2018 tetap dapat terjaga di level 2,54 persen, lebih rendah dibandingkan NPL gross industri perbankan yang tercatat sebesar 2,66 persen.
“DPK Bank BRI sebagai komponen terbesar dalam total liabilitas, mengalami kenaikan 13,3 persen dibandingkan September 2017 menjadi Rp872,7 triliun,” ujarnya.
Ditambahkan, hingga Triwulan III Tahun 2018, BRI secara konsolidasi berhasil mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp23,55 triliun, atau meningkat 14,6 persen dibandingkan Triwulan III Tahun 2017. Perolehan laba tersebut didorong oleh tetap terjaganya pertumbuhan asset produktif, yang berkualitas serta efisiensi biaya, baik biaya operasional, maupun biaya pencadangan kerugian penurunan nilai.