ALOR NTT – MARITIM : Kapal tanker “Ocean Princess” yang karam di perairan pesisir Desa Aemoli, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti beberapa hari lalu (Selasa 08/01/2019) diberitakan Maritim , sudah berhasil ditarik. Hal tersebut dijelaskan Muhammad Saleh Goro Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi NTT.
“Penarikan kapal itu menggunakan tugboad yang dikirim perusahaan dari Singapura,” katanya kepada awak media di Kupang, Sabtu, terkait evakuasi kapal MT “Ocean Princess” yang telah berhasil ditarik keluar dari lokasi kandas dengan menggunakan tugboad dari Singapura pada Jumat (10/1) petang.
Ia menjelaskan saat ini MT “Ocean Princess” untuk sementara masih lego jangkar di perairan Aimoli, Pulau Alor sambil tunggu keputusan Syahbandar. Menurutnya, terkait hal tersebut tim dari DKP NTT dan Stasiun PSDKP sudah berangkat ke Alor, dan direncanakan Minggu, (13/1) kemarin tim akan segera mulai melakukan pengukuran fisik luasan kerusakan karang di lokasi kapal kandas.
“Kapal tidak dievakuasi ke pelabuhan, tetapi ke arah perairan dalam, untuk sementara lego jangkar,” kata Saleh yang juga Ketua Tim penanganan kasus kapal karam di Alor.
Tanker MT “Ocean Princess” yang dinahkodai Kapten Ahira Sroyer itu dengan 18 anak buah kapal (ABK) karam di pesisir Kepulauan Alor, Kabupaten Alor, NTT, saat dalam pelayaran mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dari Dili, Timor Leste, menuju Singapura. Kapal berbendera Cook Island tersebut terdampar pada titik koordinat 0810`944″ lintang selatan (LS), dan 12425`53T” bujur timur (BT) di wilayah perairan laut sekitar Desa Aemoli Jumat (28/12/2018), tetapi baru diperiksa pada Rabu (2/1) karena petugas dari Kupang baru tiba di Alor. (Lies/Kti/Maritim)