JAKARTA: Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai digitalisasi dan logistik menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang kinipun telah merambah ke semua lini dan salah satunya adalah di sektor logistik.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum DPP ALFI mengatakan, industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber dan merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data, termasuk cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan (cloud-based) dan komputasi kognitif (cognitive computing, self-learning system).
Saat ini, kata dia, kesiapan pengusaha logistik anggota ALFI untuk menyongsong era industry 4.0, melalui dua hal hal yakni; pertama, dengan menyiapkan sumber daya manusianya dengan berbagai pelatihan melalui ALFI institute.
Kedua, ALFI telah melakukan pengembangan digitalisasi Smart Logistics yang dibangun dalam Website ALFI (ilfa.or.id) dan pengembangan tersebut telah dilakukan secara bertahap, saat ini modul yang siap adalah modul impor, ekspor, track and trace, yang telah mencakup lebih dari 150 negara, selanjutnya pengembangan rantai pasok sampai dengan ke last mile delivery.
“Tahap awal Track and Trace yang saat ini dikembangkan tentunya meliputi transport laut, darat dan udara, karena pergerakan arus barang tidak hanya melalui jalur laut saja,” ujar Yukki, di Jakarta (25/2/2019).
Dia mengungkapkan, ALFI juga berkomitmen melakukan pengembangan di IoT, pergudangan, depo dan data exchange (pertukaran data), serta pelibatan sektor perbankan untuk menunjang trade financing.
Pada saat ini, ujar dia, RI menuju pada Industri 4.0 dimana pertumbuhan berada pada kecepatan atau dari economy of scale ke economy of speed dan mempengaruhi hampir di semua Industri termasuk di bidang mata rantai pasok (supplychain) dan logistik (elogistics).
Transformasi digital dari revolusi industri ketiga, Industri 4.0 adalah gabungan Operasional dengan Industri Digital.
Yukki yang juga menjabat Chairman Asean Freight Forwarder Association (AFFA) mengatakan, penggabungan akselerator dalam inovasinya salah satunya dengan implementasi IOT (internet of things), dimana ALFI telah memfasilitasi anggotanya untuk menggunakan platform tersebut melalui website ALFI (ilfa.or.id).
“ALFI akan melakukan sosialisasi secara intensif agar platform tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh anggota-anggotanya,” ucapnya.
Dalam konteks platfrom digital ini, bisnis yang tumbuh harus mencari sesuatu yang berbeda bukan sekedar menjadi lebih baik dan bicara digitalisasi.
Justru, kata Yukki, yang perlu di antisipiasi baik dalam dunia pelayaran dan logistik adalah kecepatan untuk beradaptasi dan agilitas serta transparansi dalam proses internal dan eksternal.
ALFI yang saat ini mengembangkan rantai pasok berbasis digital guna meningkatkan daya saing agar dapat menuju Indonesia yang kompetitif, dinamis dan inovatif, tentunya ALFI tidak bisa bergerak sendiri.
Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pelayaran dan trucking selaku moda transportasi dan tentunya Pemerintah dari sisi regulasi.
Pemerintah Indonesia saat ini telah meyiapkan program making Indonesia 4.0 sebagai salah satu program dalam menghadapi dunia digital, agar Indonesia bisa dengan cepat berkompetisi ditingkat regional.(akhmad)