Sebagai Penghasil Devisa, Industri Pariwisata, Akan Nyalip Posisi Batubara

Gubernur BI, Bp. Perry Warjiyo (ujung kanan), Kemenko Maritim, Bp. Luhut B. Panjaitan (tengah) dan Menteri Pariwisata, Bp. Arief Yahya
Gubernur BI, Bp. Perry Warjiyo (ujung kanan), Kemenko Maritim, Bp. Luhut B. Panjaitan (tengah) dan Menteri Pariwisata, Bp. Arief Yahya

JAKARTA– MARITIM : Pemerintah dan Bank Indonesia yakin, kedepan industri pariwisata, akan menggantikan posisi batubara menjadi penghasil devisa kedua terbesar, setelah kelapa sawit. Posisi ini masih menjadi target, dan tergantung harga batubara di pasar ekspor.

“Kalau harga baru batubara membaik, bisa jadi posisi kedua industri ini sama sebagai penghasil devisa,”tutur Perry Warjiyo, dalam media briefing hasil Rakor Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan BI mengenai “Strategi Akselerasi Pencapaian Target Devisa Pariwisata 2019” Senin, (18/3) di Bank Indonesia.

Read More

Namun kata Perry, melihat harga batubara yang fluktuatif dan cenderung menurun ini, pemerintah mengantisipasi dengan menyiapkan sektor pariwisata. Disatu sisi , industri pariwisata, pertumbuhannya cukup tinggi , yang pada 2018 kunjungan wisatawan ke Indonesia 16,6 juta orang.

Dari animo kunjungan wisatawan ke Indonesia, lanjut Perry, pariwisata punya dampak terhadap pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, bahkan menjadi penyumbang devisa terbesar setelah kelapa sawit. Artinya, devisa dari hasil pariwisata merupakan hal yang penting untuk ekonomi nasional.

Menurut Perry ,devisa itu sektornya bisa melebar dan klasifikasi bisnis akan dilihat dari sektor pariwisata, penerbangan, resort, hotel, restoran dan UMKM.
Dampaknya ke pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat kita. Pengembangan digital ekonomi akan semakin memberi nilai tambah tidak hanya devisa tetapi juga ekonomi rakyat kita.

Dalam kesempatan tersebut, Menterian Pariwisata , Arif Yahya menargetkan, perolehan devisa dari sektor pariwisata sebesar 17,6 miliar dolar AS. Devisa ini akan didapatkan, dari kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang.

Ia mengaku, target ini turun jika dibandingkan dengan target sebelumnya. Pada rapat dengar pendapat (RDP) di DPR tahun 2018 lalu.

“Kita proyeksi tahun ini target wisatawan mancanegara 17 juta dengan devisa 17,6 miliar dolar AS. Tahun lalu itu target kami capai devisa 17 miliar dolar AS, tapi hanya tercapai 16,1 miliar dolar AS dan 15,6 juta kunjungan,” jelas Arief Yahya .(Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *