TANJUNG PERAK – MARITIM : Seirama dengan peningkatan industri/perdagangan di daerah penyangga, dan peningkatan fasilitas maupun pelayanan di pelabuhan yang dikelolanya, arus transhipment petikemas domestik di terminal-terminal yang dioperasikan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/ Pelindo III di Pelabuhan Tanjung Perak kian meningkat. Doso Agung Direktur Utama Pelindo III jelaskan penetapan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan transhipment petikemas domestik terhitung 15 Januari 2019 telah menghasilkan realisasi pertumbuhan petikemas diatas target yang direncanakan.
Mencermati itu, Dirut Pelindo III jelaskan melalui rilis media (03/08/2019): berdasar data, pada semester I/2018, tercatat arus petikemas sejumlah 16.310 boks. Kemudian semester I/2019 melonjak hingga 35.550 boks mencapai 218% (y-o-y). Peningkatan terbesar dicapai di Terminal Berlian, Pelabuhan Tanjung Perak, yang dioperasikan BJTI Port anak usaha Pelindo III, dari sebesar 9.812 boks pada semester I/2018 menjadi hingga 22.349 boks pada periode yang sama tahun 2019 ini, atau meningkat 227% (y-o-y). Kemudian untuk arus transhipment petikemas domestik di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) pada semester I/2018 sejumlah 1.040 boks. Lalu pada periode yang sama tahun ini meningkat menjadi 2.799 boks.
Ungkapnya: “Untuk di Terminal Teluk Lamong (TTL) pada semester I/2018 sejumlah 5.392 boks dan pada semester I tahun ini tercapai 9.283 boks. Arus transhipment petikemas domestik di dua terminal tersebut tumbuh tipis, karena memang segmen bisnis TPS dan TTL lebih banyak melayani petikemas internasional dan juga curah kering untuk di TTL”.
Sementara itu, Putut Sri Muljanto Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III menambahkan rute pelayaran petikemas dari Medan ke Tanjung Perak dengan tujuan akhir ke Kalimantan/ Sulawesi atau sebaliknya menjadi kontributor utama peningkatan petikemas transhipment.
Pelindo III juga telah menyiapkan lahan seluas 1 hektare di Terminal Nilam guna menambah kapasitas pelayanan transhipment petikemas domestik. Ujarnya: “Agar pelayanan dapat terus berjalan dengan optimal, maka kami akan lakukan evaluasi dan inovasi layanan untuk meningkatkan kinerja dan memberi layanan terbaik bagi pengguna jasa”.
Selain itu diperlukan juga kerjasama dan dukungan dari asosiasi pengguna jasa seperti INSA, ALFI/ILFA, GPEI, GINSI, APBMI, APTRINDO. Pungkas Putut: “Ini sebagai salah satu faktor mewujudkan perbaikan layanan dalam rangka menurunkan biaya logistik, sebagai upaya meningkatkan daya saing produk nasional”. (Erick Arhadita)