SELAT BALI – MARITIM : Gunawan (18) dan Gunarso (15), merupakan kakak-adik warga Desa Kalipuro Kabupaten Banyuwangi, tak menyangka mampu menjadi yang tercepat menaklukkan Selat Bali dengan perahu layarnya. Pasangan saudara kandung tersebut, berhasil menyingkirkan 120 orang peserta lomba balap perahu layar yang diikuti nelayan dari Banyuwangi, Madura dan Bali.
Lomba perahu layar lintas selat tersebut merupakan rangkain event ‘Festival Selat Bali’ yang digelar bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Pemerintah Kabupaten Jembrana Bali. Final lomba dimulai sekitar pukul 16:00 WIB. Layar-layar bersama perahu jukung yang masuk dalam 26 besar, mulai dibentang berjajar sepanjang pantai Ketapang, Banyuwangi.
Saat aba-aba start mulai dipekikkan, para peserta yang berisi dua orang tiap perahu layar, saling berbagi tugas untuk mendorong dari tepi. Selebihnya, para peserta mengandalkan kecepatan angin untuk mendorong perahu layarnya menyeberang sampai ke Jembrana, Bali.
Gunawan dan Gunarso berbagi tugas menjadi joki. Angin dan arus yang mengarah ke utara membuat keduanya sulit menyeberang Selat Bali yang mengarah timur. Jelas Gunawan usai mendarat ke tepi dan berhasil meraih juara satu, Rabu pekan lalu: “Arus di tengah kencang ke utara, anginnya juga kencang ke utara, jadi kami kesulitan melawan arah angin tadi. Makanya banyak yang terbalik”.
Kondisi angin yang kurang mendukung, membuat jarak tempuh pergi pulang Banyuwangi – Bali dengan jarak 6 mil, memerlukan waktu tempuh lebih lama. Biasanya mereka berdua dapat menempuh Selat Bali pp dalam waktu 16 menit 18 detik. Tetapi kali ini baru mampu mendarat dengan waktu 32 menit 40 detik. Ujarnya: “Waktu berasngkat menuju Bali kami murni mengandalkan tenaga angin. Namun ketika waktu kembalinya, masih harus menggunakan bantuan dayung”.
Kakak beradik ini merupakan warga Desa Kalipuro. Gunawan adalah siswa SMA Gajahmada, sedang Gunarso di SMP Kalipuro. Gunawan sudah belajar berlayar sejak klas 3 SD. Gunarso tambahkan, saat berlayar dia dan kakaknya selalu berdiskusi atur strategi dengan baca arah angin dan arus. Menurutnya lomba perahu layar bukan hanya soal tenaga otot, tetapi juga strategi. Pungkasnya: “Harus pintar mengatur laju. Di sini arusnya bervariasi, ada yang kenceng, sedang, biasa. Yang penting juga teori arah angin. Kalau tidak, resikonya perahu terbalik dan layar patah” ujarnya. (Adit/Dps/Maritim)